Mohon tunggu...
Muhammad RestuGusti
Muhammad RestuGusti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Penulis aktif dalam prospek Filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santri Itu Komunis: Nilai-Nilai Sosialis dalam Islam

11 Oktober 2024   21:52 Diperbarui: 11 Oktober 2024   21:55 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunisme adalah ideologi yang mencakup filsafat, ekonomi, politik dan sosial. Ideologi ini dipahami dengan penghapusan kepemilikan pribadi menjadi kepemilikan bersama, penghapusan kelas, pemerataan kesejahteraan. Slogan yang sering kita dengar dari Ideologi ini adalah "sama rata sama rasa", ini merujuk pada aspek yang dipahami, yaitu persamaan hak diantara masyarakat. Ideologi ini dipelopori oleh Karl Marx-Engel:-Perintis ideologi. Banyak masyarakat yang pesimis terhadap ideologi ini, menganggap semua yang menganut paham ini mesti atheis(Tak bertuhan), padahal secara tidak sadar nilai-nilai komunis sering kita lakukan bahkan dalam ranah agama, terutama Islam yang akan menjadi pokok pembahasan kali ini. 

Islam adalah agama monoteisme yang dibawa oleh Muhammad Bin Abdullah. Penganut agama ini menduduki peringkat kedua terbesar diseluruh dunia setelah kristen, dan menjadi agama terbesar di Indonesia dengan total 87,2 atau sebanyak 229,62 juta jiwa. Tak lengkap apabila membahas agama ini tanpa peran santri, dimana santri ini menjadi simbol pelajar yang khidmat dan taat kepada agama. Tapi sebenarnya Santri itu adalah Komunis. Mengapa? Banyak nilai-nilai sosialis-komunis yang mereka anut dan dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Santri itu dikenal dengan solidaritasnya terhadap sesama rekan. Apabila salah satu orang memiliki makanan, maka makanan itu akan dibagi bersama secara merata. Sikap saling membantu dan tak memandang suprioritas juga semakin kuat mendukung ungkapan bahwa santri itu komunis. Karena sebenarnya Nabi Muhammad yang menjadi teladan Muslim juga memiliki nilai ini pada dirinya. Seperti saat beliau mengangkat derajat Bilal saat ia masih berstatus menjadi budak. Persamaan derajat diantara sesama dicontohkan oleh Nabi. Beliau bergaul dan menolong sesama tanpa melihat perbedaan. Ditambah Islam adalah agama yang mengajarkan persamaan semua umat, tidak adanya kelas sosial, tidak membedakan satu sama lain, harus senantiasa melakukan kebajikan dan lainnya. Semua itu adalah nilai sosialis yang hidup dalam jati diri muslim khusunya para santri. 

Ini membantah ungkapan bahwa Komunis itu harus atheis. Tan Malaka seorang sosialis yang beragama Islam telah membuktikannya. Dia adalah seorang Marxist-Muslim, terbukti dalam karyanya:Madilog. Tan mengungkap bahwa pondasi agama dan sosial itu diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia harus memiliki pandangan sosial dalam kehidupannya dan agama sebagai pegangannya. Termasuk dalam kehidupan para santri di Nusantara, yang menjalankan kedua pondasi tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun