Pagiku muram
dan ku terjatuh sebelum melejit
ingin mengeluh
tapi siapa peduli
pikiran kini terdistorsi kenangan yang katanya indah dimasa lampau
berangan seharunya kini bahagia seolah masa lalu kan tetap sama jika masih bersama
logikaku masih cerdas memberi peringatan
tak ada masa lalu yang indah jika masa kini Tuhan mengubahnya
tapi nurani masih saja dustai jawabannya
mendikte luka baru dengan bahasa andai saja
menyalahkan diri tanpa pemberian maaf atas diri sendiri
bertanya mengapa dan kenapa
beragam diksi coba kurangkai
mengubah setiap fakta dengan hipotesa-hipotesa penerimaan
agar diri masih tetap berdiri
namun nyatanya semakin jatuh aku dibuatnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H