Mohon tunggu...
Restu Nugraha
Restu Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Novel "Insecurity is My Middle Name" Alvi Syahrin

17 Oktober 2023   11:08 Diperbarui: 17 Oktober 2023   11:28 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source by restu nugraha (dok.pribadi)

Identitas : Novel

Judul Novel : insecurity by alvi syahrin

Tanggal Terbit :26 agustus, 2021

Penerbit : Alvi Syahrin

Novel ini bercerita tentang bagaimana kita menghadapi rasa insecur atau tidak percaya diri. Pada bab pertama, penulis mengajak kamu mengenal dan mencintai diri kamu sendiri. Hal pertama yang sepertinya menjadi hal wajib dilakukan untuk semua orang. Mencintai diri sendiri berarti dapat menerima kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. 

Bagian berikutnya kamu akan diajak mengenal ketakutan yang sering kamu alami dalam menghadapi hidup, seperti kegagalan, rasa khawatir akan masa depan, dan beragam ketakutan yang membuat kamu menjadi inscure. 

Buku ini juga tidak hanya berisi kalimat motivasi, tetapi penulis juga memberikan solusi disetiap masalah yang dihadirkan dalam buku ini.

Dalam kehidupan, terkadang kita menghadapi fakta-fakta kerasa yang tak mungkin dihindari, misalnya bentuk fisik yang kurang menarik. Fisik adalah pemberian Tuhan yang sifatnya given, tak seorang pun dapat memilih lahir secantik apa, sekaya apa, atau dari kalangan apa.

Sering kali sebuah kekurangan membuat orang merasa insecure. Perasaan tidak aman ini terjadi dan terus menghantui karena kekurangan dalam satu hal sering diterjemahkan sebagai kekurangan fatal, sehingga menutup potensi dan kelebihan yang sebenarnya dianugerahkan Tuhan pada semua hambanya.

Keindahan fisik itu suatu kelebihan, akan tetapi kamu tidak harus tergantung dengannya. Kalau kamu berpendidikan dan berbudi luhur, itulah kecantikan dengan cara lain, yang justru lebih substansial.

Tuhan menunjukkan kasih sayang-Nya kepada hamba, tidak selalu dengan paras yang indah. Bayangkan misalnya kamu memiliki paras cantik, lalu ada seseorang yang mendekatimu, memujamu, dan memberikan perhatian besar kepadamu. Apakah itu akan membebaskanmu dari insecurity?. 

Bila kamu cantik, seksi, dan memiliki daya pikat ragawi, bahkan sex appeal yang tinggi, sebenarnya kamu tak pernah tahu seseorang itu menyukaimu karena apa. Jangan-jangan fisik bagus malah menjadi daya tarik bagi para pemuja tubuh indah akan tetapi miskin moral. Atau jangan-jangan keindahan fisik malah memudahkan pemiliknya berpetualang dengan daya tariknya itu. 

Kondisi aman justru terjadi ketika kamu biasa-biasa saja secara penampilan, lalu ada yang mendekatimu dengan serius dan ingin menikahimu. Mungkinkah ia tertarik padamu karena kecantikan yang itu tidak kamu miliki? No way. Yang jelas ia melihat kecantikan lain dari dirimu, mungkin personality atau attitude. Keduanya itu sifatnya inner beauty yang lebih mendasar dan abadi. 

Buku "Insecurity is My Middle Name" ini menunjukkan cara mengatasi perasaan insecure dengan cara menanamkan kesadaran diri bahwa rasa aman seharusnya tidak didasarkan pada hal-hal fisik dan atau komparasi dengan orang lain. Rasa aman itu akan datang degan sendirinya apabila kita menerima diri apa adanya dan mencoba mengembangkan potensi yang mungkin terpendam. 

 Dalam buku yang diterbitkan Alvi Ardhi Publishing setebal 260 halaman ini, perasaan insecurity digambarkan tampil secara gradual dalam diri seseorang, sebagaimana dijelaskan bab demi bab. Yang pertama adalah adanya realita fisik yang kurang menarik, lalu orang merasa masa depannya buram, jauh tertinggal dari teman-teman, dan hasil akhirnya membenci diri sendiri. Solusi mengatasi perasaan insecure ada di bab terakhir, yaitu berdamai dengan insecurity, 

Alvi Syahrin dengan pintar menebak isi kepala generasi remaja yang kebingungan menemukan jati diri, saat berada dalam kekurangan ragawi. Maka dalam buku ini ia menjawab semua pertanyaan-pertanyaan klasik tentang motivasi membangun kepercayaan diri dalam ketidaksempurnaan dan kekurangan yang ada. 

Semua orang pasti pernah mengalami insecurity, dalam level tertentu. Perasaan mencekam ini bisa datang dari arah manapun, seperti kekurangan fisik, merasa kurang cerdas, tidak pintar begaul, minder, dan lain-lain. Dalam kadar sedikit, perasaan itu manusiawi, tetapi selanjutnya akan menjadi persimpangan apakah akan berkurang atau justru membesar. Bila perasaan itu tak sukses ditangani, bisa-bisa menjadi momok yang senantiasa menghantui dirimu, dan lama kelamaan menjadi bagian dari identitas yang tak terpisahkan, seperti middle name. 

Solusi terbaik agar kamu bisa berdamai dengan perasaan insecurity itu adalah dengan bersyukur, menerima apa adanya, dan membangkitkan potensi kecantikan lainnya. Caranya tentu saja tak semudah membalik telapak tangan. Buku ini mengajarimu langkah demi langkah hingga kamu berhasil berdamai dengan keadaan dan menggapai rasa aman dalam jiwamu, lalu ucapkan selamat tinggal pada insecurity. 

Semua orang pasti pernah merasakan perasaan insecure. Hanya saja porsi bagi setiap individu tentu berbeda, yang di mana kita boleh insecure secukupnya, namun tetap harus belajar bersyukur sebanyak-banyaknya. Buku ini adalah salah satu solusi terbaik agar kamu bisa berdamai dengan perasaan insecurity-mu. 

Sebenarnya secara dasar, permainan emosi akan membentuk pribadi diri yang akan memengaruhi tingkah laku seseorang. Dalam buku ini, penulis mengajak kita untuk berdamai dengan 'insecurity', dengan cara memanfaatkan perasaan tersebut melalui cara yang positif, untuk terus bertumbuh dan berkembang menjadi diri sendiri, dengan versi yang lebih baik daripada sebelumnya.

Mungkin hari ini bisa saja kita merasa percaya diri, tetapi besok tidak. Untuk itu berdamai dengan rasa insecure adalah sesuatu yang sangat penting agar kita bisa menjalani kehidupan sebaik-baiknya 

Pembaca juga diajak untuk memahami tentang mindset insecurity dan tips berdamai dengan diri sendiri. Salah satunya ada kutipan menarik tentang makna kata cantik yang ditulis Alvi Syahrin dan berhasil membuat pembaca meleleh. 

Salah satu hal yang menarik, terdapat ayat Al-Qur'an dan hadis untuk menyimpulkan setiap lembaran penulisannya. Buku ini akan menemani dan membuka wawasan atau cara pandang kamu, tentang beberapa sikap yang baiknya perlu diperbaiki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun