Nama : Restu Listi Amini
Kelas : IK2B
Prodi : Ilmu Komunikasi
Asal Instansi : Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Jakarta Pusat, KOMPASIANA.COM -
Hari Raya Idulfitri tahun 2023 ini menjadi tahun dimana antusiasme pemudik sangat tinggi, setelah tidak diberlakukannya kebijakan pembatasan selama pandemi Covid-19.
Mudik merupakan salah satu tanda akan berakhirnya bulan Ramadhan dan tibanya hari besar keagamaan umat islam, yaitu Hari Raya Idulfitri.  Istilah mudik menjadi hal yang sudah tak asing bagi masyarakat Indonesia. Lantaran, kegiatan mudik sudah menjadi tradisi  tersendiri untuk sebagian umat muslim di negara ini.Â
Terlebih lagi Idulfitri tahun ini adalah sebuah kesempatan yang tidak bisa dilewatkan, melihat angka kasus Covid-19 yang akhirya menyusut. Â Maka dari itu para perantau akan memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin. Lantas, mengapa antusiasme masyarakat Indonesia untuk mudik tinggi sekali pada tahun ini?
Momen Lebaran adalah momen spesial yang paling ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia, bahkan tak terkecuali umat non-muslim sekalipun. Pasalnya, ada banyak tradisi turun temurun yang unik sehingga menjadikan Hari Lebaran ini spesial dan membuat banyak orang bahagia.
Teristimewa untuk orang-orang yang hijrah dari kota kelahirannya bisa berbondong-bondong pulang ke pelukan keluarga yang dirindukan. Maka dari itu, dapat dimengerti bahwa peralihan status dari pandemi ke endemi Covid-19 Â sangat dinanti-nantikan oleh semua lapisan masyarakat. Mereka semua pasti ingin menebus rasa kekecewaan dua tahun kebelakang.
Keantusiasan memang berkaitan erat dengan Hari Lebaran dan mudik. Kata "mudik" berasal dari Bahasa Jawa, yakni "mulik dilik" yang berarti pulang kampung sebentar. Istilah mudik sendiri, umum dikenal sebagai sebutan untuk orang-orang  yang beramai-ramai pulang kampung, baik itu menggunakan transportasi pribadi maupun dengan transportasi umum.
Banyak sekali cerita yang bisa didiceritakan selama perjalanan mudik, bagi siapapun yang melaluinya. Mulai pesawat terbang, kereta api, kapal laut, bus, dan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor, bahkan truk sekalipun dapat digunakan untuk mudik.
Stasiun Gambir yang berada di Jakarta Pusat telah menjadi stasiun yang dipadati oleh banyaknya penumpang. Salah satu calon penumpang yang hendak mudik pada Hari Lebaran (22/04/2023) ialah Rivan Malik. Pria berusia 30 tahun itu akan berangkat menuju kota Bandung, Jawa Barat tempat kelahirannya, bersama istri beserta  anaknya yang masih bayi.
Meskipun ada resiko berdesakan dan hal-hal yang membuat tidak nyaman selama berjalannya mudik, hal itu tidak menyurutkan niat mereka untuk bertemu sanak saudara. "kan udah tradisi kalo hari raya khususnya Lebaran itu pasti mudik buat silaturahmi sama keluarga, walaupun harus macet-macetan atau berdesakan orang-orang nerima resikonya dan tetep milih buat mudik" Rivan (30) jelasnya. "Keliatannya sih orang-orang pada ceria dan happy karna suasana Lebaran" ucap Dina (27) menambahkan suasana di Stasiun Gambir tempat mereka akan memulai perjalanan.
Rivan mengaku senang dan antusias sebab ini kali pertamanya mudik bersama istri dan anaknya yang masih berumur 8 bulan "Perasaanya seneng karna pertama kalinya mudik bareng anak. Ada rasa deg-degan juga takutnya anaknya ga nyaman dan tantrum saat di perjalanan".
Sementara suasana Stasiun Gambir saat H+8 lebaran masih terlihat ramai, meskipun tidak sepadat sebelumnya, para perantau masih ada yang akan pergi untuk ke tempat kelahirannya dan ada pula  yang beramai-ramai pulang kembali ke kota tempat mereka tinggal. "Pas kita pulang sedih karna tau liburannya udah berakhir dan akan kembali ke dunia nyata" tutur Dina Zulmy mengungkapkan kekecewaannya.
Setiap tahunnya tradisi mudik selalu menjadi pengalaman yang berhaga bagi banyak keluarga yang pulang kampung. Tak bisa dipungkiri, antusiasme mudik Lebaran tahun ini memang dirasa lebih dari 2 tahun sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H