Mohon tunggu...
Restu A Putra
Restu A Putra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tidak menulis kecuali yang baik

Buku Cerpennya, Siapa Sebenarnya Ajengan Hamid Sebelum Diburu Anjing-Anjing? (Rua Aksara, 2019)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

2208, Tan Lio Ie dan Sparing Partner Puisi

7 November 2011   03:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:58 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya lebih banyak berdiskusi dengannya masalah proses kreatif ketimbang passionnya saat ini sebagai Poet Musician, karena saya memang kurang kompeten dalam hal musik. Oleh karenya saat ia mulai berbicara musik saya lebih banyak mendengarnya. Mungkin seandainya Aras Layung yang di posisi saya, dia yang akan berdiskusi hebat masalah musikalisasi puisi.

Pada hari ketiga saya melihat performancenya dalam tajuk Sastra & Rock. Lalu melihat staminannya yang saya tahu karena sering curhat di kamar sedang kurang enak badan, ia betul-betul all out. Energik. Usianya yang saya taksir sudah tak bisa lagi jingkrak-jingkrak layaknya anak muda, ternyata meleset.  Musikalisasi rock puisinya sempurna. “Yang kecil di bumi dibesarkan langit…”. Waw.

Yang nyangkut di kepala saya hanya itu, selebihnya, di luar 2208, di luar 2324, di luar ulah Firman Venayaksa dan Matdon, di luar kelakuan Rahmad Heldy, saya kembali pada lautan dan perempuan.  Pantai Sulamadaha, Kampung Tubo, Benteng Kalamata, Clubbing Laguna. Ternate membikin saya mabuk. Hahaha. Kitorang mau pigi minum guraka di pinggir pantai…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun