Mohon tunggu...
Restu AgungSantoso
Restu AgungSantoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang memiliki hobi membaca dan menulis, saya juga seorang penulis aktif yang sering menerbitkan tulisan dalam bentuk digital di berbagai tim redaksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

"Gen Z for the Country", Sampah atau Emas?

25 Agustus 2024   19:25 Diperbarui: 4 September 2024   14:05 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gen Z di dunia kerja. (Sumber: Nypost / Shutterstock via kompas.com)

Kita sering mendengar istilah "Gen Z" dalam percakapan sehari-hari. Namun, apakah semua orang benar-benar memahami siapa yang dimaksud dengan Gen Z?

Generasi Z, atau sering disingkat sebagai Gen Z, adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Dalam percakapan sehari-hari, mereka juga dikenal sebagai Zoomers. Sebagian besar anggota Generasi Z adalah anak-anak dari Generasi X atau Milenial yang lebih tua. (Salsabila, 2022)

Di Indonesia, Gen Z termasuk dalam kelompok usia produktif dan saat ini mendominasi jumlah penduduk. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "mendominasi" berarti "menguasai". 

Hal ini menunjukkan bahwa selain Milenial, Gen Z juga memiliki potensi besar untuk memainkan peran penting dalam memajukan bangsa. Namun, pertanyaannya adalah: ke arah mana mereka akan membawa negara ini?

Sedangkan di media sosial dihebohkan dengan kabar pelajar tawuran di beberapa kota. Di Jogja sekelompok siswa terekam kamera mendatangi sebuah sekolah dengan melakukan penyerangan dan membawa sejumlah perlengkapan yang diayunkan.

Sementara itu, di Cirebon sejumah pelajar dari dua SMK terlibat aksi tawuran saat sedang melakukan konvoi dalam rangka merayakan kelulusan sekolah. Dalam kejadian tersebut satu pelajar mengalami luka bacok. (Handoko, 2024)

Melihat usia mereka saat ini, banyak di antara Gen Z yang telah menjadi dokter, pengusaha, pelajar, atau mahasiswa. Namun, ada juga yang masih berjuang menemukan jalan hidup mereka. 

Dengan profesi yang begitu beragam, Gen Z memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif bagi negara. Tidak hanya sebagai kritikus atau penerima proyek dari pejabat dan politisi, tetapi sebagai agen perubahan yang sesungguhnya.

Apakah Gen Z bisa memberikan dampak signifikan bagi negara, atau justru menjadi beban?

Generasi Z memegang peran penting dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh PBB. 

SDGs adalah tujuan pembangunan berkelanjutan yang mencakup 17 tujuan utama, yang bertujuan untuk mengatasi masalah global seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan perubahan iklim. (Sukeni,2023)

Gen Z adalah kelompok yang memiliki akses luas dan pemahaman mendalam tentang isu-isu sosial dan lingkungan. Dengan potensi besar untuk memimpin, mereka dapat berkontribusi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. 

Generasi ini juga memiliki kemampuan serta motivasi untuk bekerja sama dan berkoordinasi dengan pemerintah, bisnis, dan masyarakat lainnya demi mencapai target SDGs.

Beberapa peran penting yang dapat dimainkan oleh Gen Z dalam mewujudkan target SDGs meliputi:

1. Kampanye Kesadaran: Menggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu lingkungan, kesehatan, kesetaraan gender, dan pendidikan berkualitas. 

Mereka dapat membagikan informasi, mengadakan diskusi daring, dan memobilisasi dukungan untuk inisiatif yang terkait dengan SDGs.

2. Inovasi Teknologi: Memanfaatkan keahlian mereka dalam teknologi untuk mengembangkan solusi inovatif, seperti aplikasi yang mendukung pendidikan, kesehatan, atau pelestarian lingkungan. 

Contoh konkret adalah pembuatan aplikasi yang membantu masyarakat mengurangi jejak karbon atau platform yang mendukung pertanian berkelanjutan.

3. Kewirausahaan Sosial: Mendirikan atau mendukung bisnis yang berorientasi pada dampak sosial dan lingkungan. 

Gen Z dapat menciptakan produk atau layanan yang ramah lingkungan atau yang memberdayakan komunitas lokal, sekaligus mempromosikan praktik bisnis yang berkelanjutan.

4. Advokasi dan Pelibatan Politik: Berpartisipasi dalam proses politik untuk memengaruhi kebijakan publik yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Mereka dapat terlibat dalam aksi protes damai, petisi, atau menjadi anggota organisasi yang fokus pada advokasi SDGs.

5. Volunteering dan Filantropi: Terlibat dalam kegiatan sukarela yang mendukung SDGs, seperti program pengajaran di daerah terpencil, pembersihan lingkungan, atau kampanye penggalangan dana untuk isu-isu global seperti kemiskinan atau kelaparan.

6. Pendidikan dan Literasi: Mempromosikan pendidikan inklusif dan berkualitas dengan menjadi mentor, mengajarkan keterampilan digital, atau mengadvokasi akses pendidikan yang merata untuk semua orang, terutama di komunitas yang kurang terlayani.

Dengan peran-peran ini, Generasi Z dapat membantu mempercepat pencapaian target SDGs dan berkontribusi terhadap masa depan yang lebih berkelanjutan. 

Generasi Z memiliki potensi untuk menjadi "emas" bagi negara, asalkan mereka diberdayakan dengan baik dan diarahkan menuju tujuan yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun