Mohon tunggu...
Restu Lestari
Restu Lestari Mohon Tunggu... Guru - Guru/Pengajar Pendidikan Anak Usia Dini

Saya adalah seorang yang biasa, guru/pengajar salah satu Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Ciamis. Yang masih belajar dalam segala hal. dan sangat mencintai semua hal tentang dunia anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

My First Cutting Box

13 Desember 2022   14:18 Diperbarui: 13 Desember 2022   14:53 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Permendikbud No. 137 Tahun 2014 menyebutkan keenam aspek perkembangan tersebut adalah Nilai Agama dan Moral, Sosial Emosional, Bahasa, Kognitif, Fisik Motorik dan Seni. 

Salah satu aspek perkembangan yaitu fisik motorik terbagi menjadi dua bagian, yaitu motorik kasar dan motrik halus. Kemampuan motorik kasar merupakan kemampuan menggunakan otot-otot besarpada tubuh, sementara kemampuan motorik halus mencakup kemampuan manipulasi kasar (gross manipulative skill) yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.

              Sujarwo (2006) mengatakan pengendalian otot yang lebih kecil dan dapat digunakan untuk menggenggam, menggunakan alat, menulis, gerakan terampil belum dikuasai sebelum mekanisme otot anak berkembang disebut dengan motorik halus. Terdapat 4 indikator perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun yang telah diadaptasi dari Permendikbud No. 137, Jamaris (2006), serta Sulaiman, dkk (2019) yaitu:

  • Menggambar sesuai gagasan
  • Menggunting sesuai pola
  • Melipat kertas menjadi bentuk yang bermakna
  • Menempel gambar dengan tepat.

Fitria, dkk (2018) menjelaskan keterampilan motorik halus adalah kemampuan untuk mengkoordinasi tangan dan mata dalam mengatur gerakan jari jemari dan gerakan tangan. Beaty (2013) berpendapat keterampilan motorik halus yaitu keterampilan yang menggunakan otot-otot halus dalam mengendalikan gerakan tangan meliputi kontrol, ketangkasan, dan koordinasi dalam menggunakan tangan dan jari. Santrock (2007) mengemukakan jika keterampilan motorik halus merupakan keterampilan yang menggunakan gerakan yang diatur secara halus seperti keterampilan tangan.

Usia 5-6 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sudah berkembang dengan pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkordinasikan gerakan visual motorik., seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan. Hal ini dapat dilihat ketika anak menulis atau menggambar. Motorik halus merupakan koordinasi antara jari-jemari, telapak tangan dan mata.

Grana dan Klenak (dalam Sukadiyanto, 2005: 140), koordinasi adalah kemampuan otot tubuh dalam mengontrol gerak dengan tepat agar dapat mencapai satu tugas fisik tertentu. Pendapat ini diperjelas oleh Suharno (dalam Sridadi, 2011: 4), koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur geras menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya atau kemampuan menampilkan tugas gerak dengan luwes dan akurat yang seringkali melibatkan perasaan dan serangkaian koordinasi otot yang mempengaruhi gerakan. 

Sejalan dengan suharno, menurut Sajoto (dalam Sridadi, 2011: 4), koordinasi berasal dari kata coordination yaitu kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif. Dari beberapa teori para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa koordinasi merupakan perpaduan dari beberapa gerakan yang tersusun menjadi suatu rangkaian gerak yang harmonis dengan tujuan tertentu.

Kemampuan koordinasi gerak mata dan tangan menurut Bambang Sujiono (2010: 7.5) merupakan kemampuan perseptual pola-pola gerak yang berhubungan dengan kemampuan memilih suatu objek dan mengkoordinasikannya (objek dilihat dan gerakan-gerakan yang diatur).

Salah satu kemampuan motorik halus anak dalam koordinasi gerak mata dan tangan adalah menggunting. Menggunting merupakan kegiatan untuk melatih anak agar mampu menggunakan alat dan melatih keterampilan memotong objek gambar. Kegiatan menggunting ini bertujuan untuk melatih koordinasi tangan dan mata yang merupakan persiapan menulis. 

Menurut Suratno (2005) kegiatan menggunting membutuhkan keterampilan menggerakkan otot-otot tangan dan jari untuk mengkoordinasi dalam menggunting sehingga dapat menggunting kertas, kainatau yang lain sesuai dengan yang diinginkan seperti menggunting pola. Menurut Kimberly Wiggins (dalam  The Important Teaching Your Child How To Use Scissors), beberapa manfaat yang diperoleh bila anak diberi kesempatan belajar menggunting antara lain:

  • Menguatkan otot-otot telapak tangan anak, karena melakukan gerakan membuka dan menutup tangan.
  • Koordinasi mata dengan tangan, karena saat menggunting pandangan harus selalu mengikuti gerakan tangan yang memegang gunting.

              Kegiatan menggunting ini bertujuan untuk melatih koordinasi tangan dan mata yang merupakan persiapan menulis, anak perlu menggunting karena:

  • Menggunting merupakan kegiatan yang sangat disukai anak
  • Berguna untuk mengembangkan sensori motor
  • Berguna untuk mengembangkan kekuatan otot tangan
  • Berguna untuk mengembangkan kekuatan jari tangan

              Adapun tahap menggunting anak ialah sebagai berikut:

  • Tahap ke-1: Menggunting sekitar pinggiran kertas
  • Tahap ke-2: Menggunting dengan sepenuh bukaan gunting
  • Tahap ke-3: Membuka dan menggunting terus menerus untuk sepanjang kertas
  • Tahap ke-4: Menggunting di antara dua garis lurus
  • Tahap ke-5: Menggunting Bentuk tetapi tidak pada garis
  • Tahap ke-6: Menggunting pada garis tebal dengan terkendali
  • Tahap ke-7: Menggunting bermacam-macam bentuk

Kegitan bermain yang didalamnya terdapat kegiatan melatih kemmapuan motorik halusnya dalam koordinasi gerak mata dan tangan yakni menggunting. Kegiatan ini akan dikemas dalam sebuah kotak yang di beri nama My First Cutting Box anak akan disibukkan dengan kegiatan motorik halus koordinasi mata dan tangan mulai dari kegiatan yang menstimulus motorik halusnya, seperti bermain squishy, bermain menggunakan penjepit, membuat huruf dari playdough. Dilanjut kegiatan tahap menggunting anak sampai anak bisa menggunting pola lumba-lumba dan membuatnya menjadi tiruan binatang lumba-lumba berupa boneka kecil dari kain flanel dan dakron.

              Berikut alat dan bahan, langkah-langkah pembuatan media, dan cara penggunaan media My First Cutting Box.

  • Alat dan Bahan
  • Kardus bekas
  • Lem tembak
  • Lem putih
  • Balon
  • Tepung kanji
  • Kertas lipat
  • Jepitan
  • Piring kertas
  • Kain Flanel
  • Lem Astero
  • Dakron
  • Playdough
  • Langkah-Langkah Pembuatan Media
  • Buat kotak dengan ukuran 1818cm dengan tinggi 6cm.
  • Buat playdough handmade dari 8 sendok makan tepung terigu, 2 sendok makan garam, 60 ml air hangat dan 1 sendok makan minyak sayur. Untuk setiap warna playdough yang akan di buat.

  • Buat squishy dari balon yang belum ditiup lalu dimasukkan tepung kanji/aci secukupnya, lalu gambar mata dan mulut pada permukaan balon menggunakan spidol permanen.

  • Print gambar lumba-lumba lalu tempel di kertas tebal/duplek, gunting dan tempel di penjepit. Tempel pula gambar lumba-lumba yang telah diprint di permukaan piring kertas.
  • Siapkan kertas origami untuk membuat kegiatan tahap menggunting anak
  • Cetak pola lumba-lumba di kain flanel, untuk kegiatan anak menggunting pola dan membentuknya menjadi tiruan lumba-lumba.
  • Masukkan semua media nomor 2, 3, 4, 5, dan 6 yang telah dibuat kedalam kotak nomor 1 yang telah dibuat.

 

  • Cara Penggunaan Media
  • Anak membuka box
  • Anak memainkan permainan sesuai dengan urutan permainan yang tersedia
  • Pertama anak memainkan squishy
  • Kedua anak menghitung jumlah gambar lumba-lumba pada piring kertas yang di sediakan dan menjepitkan gambar lumba-lumba sesuai jumlah gambarnya di pinggiran piring kertas tersebut.
  • Anak menggunting kertas yang telah disediakan sesuai tahapan menggunting
  • Ketiga anak membuat tiruan bentuk lumba-lumba dari kain flanel dan dakron
  • Keempat, yaitu yang terakhir anak membuat huruf dari playdough dan meyusunkannya menjadi kata lumba-lumba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun