Berikutnya; Danton Hd langsung mengumpulkan Linmas yang jaga. Disitu terdapat empat orang Linmas jaga termasuk Pak WR. Maka Danton Hd langsung membagi lokasi dan memberi penjelasan dengan detail berkaitan tugas yang harus dilakukan. Khusus Pak WR diminta untuk tinggal dan menjaga kantor kelurahan.
Tiga orang Linmas langsung bergerak menggunakan sepeda motor menuju lokasi yang ditentukan masing-masing, dirinya juga segera bergegas menuju lokasi tugas untuknya.
Sejam kemudian, sesuai waktu yang telah disepakati, semua anggota Linmas itu telah berkumpul kembali. Satu persatu menyerahkan catatan dan sedikit menerangkan kondisi yang ditemui. Sebenarnya tidak terlalu banyak aksi vandalisme yang terjadi. Dari hasil analisanya hanya disekitar RW 10 dan 11 yang paling banyak catatannya.
Segera Danton Linmas Hd menemui Pak Sekel kembali. Selanjutnya memaparkan hasil temuan yang diperoleh dari pemetaan di lapangan.
“Ini hasil yang kami peroleh di lapangan Pak Sekel. Tidak terlalu menonjol aksi vandalisme di Kelurahan Jebres,” papar Danton Hd ketika mengakhiri pemaparannya.
Pak Sekel nampaknya tertarik dengan hasil laporan Danton Hd tersebut, karena ada sesuatu yang terbersit dibenaknya.
“Sik mas.... Aku tak takon kasus sing terkonsentrasi neng RW 10 kui sisih ngendi? Opo maneh kui koq tulis ono sekitar 30 gambar. Coba jelasno,” tanya Pak Sekel.
“Wah, sekedhap Pak. Wilayah niku wau sanes lokasi kula. Cobi kula tanglet rencang Linmas ingkang tugas wonten mriku,” jawabnya.
Segera Danton Hd mencari rekan Linmas yang bertugas memetakan di lokasi RW tersebut, dan mengajak Linmas itu ke hadapan Pak Sekel untuk memberi penjelasan langsung.
Linmas itu pun menerangkan, “Niku wonten wilayah sekitar kampus ISI, Pak. Wonten sekitar 30 gambar sing tharik-tharik ten dinding tembok niku. Gambare maneka warna nggunak-e cat mencolok, ning gambare cen nggih apik-apik.”
“Gusti Allah....... Dadi gambar-gambar sing didamel mahasiswa ISI niku to sing njenengan maksud?” tanya Pak Sekel kembali terhenyak. Sambil mengusap rambut dan mengambil ambegan landhung, Pak Sekel hanya mampu tersenyum.