Mohon tunggu...
Resti Sulastri
Resti Sulastri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - MIPA 5

hello i’m student

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Eco-enzyme Sebagai Bentuk Kepedulian Terhadap Alam

18 Februari 2022   23:02 Diperbarui: 18 Februari 2022   23:15 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penambahan pertumbuhan penduduk yang meningkat menjadi faktor laju penimbunan sampah dan limbah juga meningkat. Ada beberapa cara untuk mengolah sampah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Eco-enzyme adalah salah satu produk ramah lingkungan yang berupa cairan, dibuat dengan cara fermentasi menggunakan air, gula dan limbah atau sampah dapur dengan takaran tertentu.

Pembuatan eco-enzyme sangat hemat dalam hal tempat pengolahan dan dapat diterapkan di rumah.
Produksi eco-enzyme bahkan tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu. Wadah-wadah seperti botol-botol bekas air mineral maupun bekas produk lain yang sudah tidak digunakan, dapat dimanfaatkan kembali sebagai tangki atau wadah fermentasi. 

Eco enzyme mudah dibuat oleh siapapun. Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, serta sampah organik sayur dan buah. Eco-enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan 3 : 1 : 10. Bisa juga dengan takaran 500 ml air, 50 gram gula pasir (bisa juga menggunakan gula lain seperti gula merah) dan 150 gram kulit buah.Bahan-bahan tersebut harus tertutup rapat ditempat yang digunakan, agar tidak ada udara dan mikroba lain yang masuk.

Proses fermentasi dalam pembuatan eco-enzyme berlangsung selama 3 (tiga) bulan atau setara dengan 90 hari. Di awal waktu pembuatan kita diharuskan untuk membuka penutup wadah fermentasi agar gas yang dihasilkan tidak meledak, maksimal seminggu 3 kali. Kemudian jika sudah dalam waktu yang lama kita hanya perlu membuka nya semingu sekali. 

Setelah itu kita bisa lihat keberhasilan cairan yang dihasilkan, yaitu memiliki ciri aroma fermentasi asam manis yang kuat, juga wangi kulit buah yang kita gunakan juga tandanya sudah berhasil, bisa dimanfaatkan. Sedangkan jika cairan berbau busuk maka terjadi kesalahan dalam pembuatan sehingga menyebabkan kegagalan. Eco-enzyme dapat digunakan sebagai pupuk cair organik tanaman, campuran deterjen, pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak, dan sebagai bahan spa untuk membantu melancarkan peredaran darah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun