Mohon tunggu...
Veronica Rompies
Veronica Rompies Mohon Tunggu... Wiraswasta - hobi ngomong, omongannya ditulis. haha.

Lulus tahun 1998 dari Universitas Darma Persada, Jakarta jurusan Sastra Inggris D3. Memulai bisnis furniture sejak tahun 2000 di Jepara, hingga saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ujian Hidup?

24 Agustus 2023   10:38 Diperbarui: 24 Agustus 2023   10:39 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah tulisan dari https://wp.me/pXdjA-3e yang ku tulis untuk anakku, namun sekiranya bisa menjadi satu titik  pandang dari sisi yang berbeda untuk pembaca lain, semoga dapat bermanfaat.


Ujian Hidup?

Nak, kita pernah membahas tentang ujian hidup, yang kelak jika berhasil dilalui, maka kita akan berada pada posisi yang lebih tinggi. Kini kau sudah cukup dewasa untuk mengetahui, sisi pandang lain dari apa yang pernah kau anggap sebagai ujian hidup.

Sekarang aku bertanya kepadamu, benarkah ada ujian dalam menjalani kehidupan? Apakah, seperti layaknya di sekolah, kau wajibkan untuk mengikuti ujian supaya naik kelas. Demikian juga kah dalam kehidupan ini? Jika iya, maka siapa yang memberikan ujian itu? Untuk apa? Naik kelas kah? Kemudian apa yang menjadi standard naik kelas atau tidaknya seorang murid.

Eh, murid? Bukankah jika ada murid, maka harus ada guru? Di sekolah.... jelas yang mana guru... mana murid, mana penjual kantin, petugas kebersihan atau administrasi, sehingga kau paham dari siapa kau harus mendulang ilmu. Setiap guru memberi buku untuk kau baca dan pelajari, sehingga pada jadwal yang ditentukan kau akan diberitahu untuk bersiap mengikuti beberapa ujian. Ketika nilaimu cukup baik, kau akan naik kelas... atau lulus, untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Lalu bagaimana dalam kehidupan. Guru mana yang harus kau tuju untuk kau dulang ilmunya. Buku pelajaran mana yang harus kau baca? Bagaimana kau mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, yang tidak pernah ada keterangan jadwal pelaksanaannya? Terlebih lagi, sekolah mana yang begitu saja memberi ujian, tanpa benar-benar menunjukan... yang mana gurunya, mana petugas kebersihan, bahkan... yang mana pelajaran dan mana yang sekedar obrolan murid dengan penjual kantin?

Banyak orang berkata, bahwa Tuhan dalam agama yang mereka percaya, adalah satu-satunya Pemberi ujian, yang akan menentukan berhasil atau tidaknya seseorang naik ke tingkat keimanan yang lebih tinggi. Mereka bilang, ujian kehidupan merupakan bentuk dari kasih sayang Tuhan kepada umatnya. Bentuk kasih sayang yang kita tidak akan pernah temui dalam doa permintaan mereka, bahkan sebisanya dihindari.

Bencana alam, kerugian materi, kehilangan orang-orang terkasih, sakit penyakit, penghinaan, adalah beberapa dari banyak hal yang dianggap sebagai ujian dari Tuhan untuk umatNya. Tak apa, Nak. Jika mereka menganggap itu benar adanya, biarkanlah. Tak perlu kau mempertanyakan.

Namun ku katakan kepadamu, kau tidak harus menganggapnya demikian. Jika kau percaya dengan adanya Tuhan, baiknya tidak kau samakan Ia dengan manusia yang penuh dengan keserakahan. Kehausan, dan keserakahan manusia untuk menjadi si yang paling tahu tentang Tuhan, hanya membawanya pada batas kemampuannya berpikir, yaitu menyamakan Tuhan dengan sifat-sifatnya sendiri.

Seolah, Tuhan membutuhkan manusia untuk beriman kepadaNya. Lalu Ia sibuk melakukan serangkaian ujian, mengirimkan musibah dalam kehidupan satu per satu manusia, agar ia tetap disembah, diimani, ditakuti. Layaknya seorang murid yang dibuat selalu tegang, takut kepada guru killer yang sewaktu-waktu bisa melaksanakan ujian tanpa pemberitahuan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun