Mohon tunggu...
Resti Lestari
Resti Lestari Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis

Saya memiliki hobi menulis, salah satu tulisan saya tersedia di gramedia dengan judul jika kita tidak terlahir sebagai perempuan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tidak Ada yang Tidak Mungkin di Dunia Ini

20 Juli 2023   13:57 Diperbarui: 20 Juli 2023   14:02 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Galeri diambil ketika di Gramedia Tasikmalaya (Dokpri)

"Rumah saja mau rubuh. Yakin mau nguliahkan anak?"

"Awas, nanti terhenti di tengah jalan,"

Ucapan menyakitkan selalu datang dan sampai sekarang pun masih datang.

Ada orang yang berjasa di balik semua perjalanan saya. Ayah saya yang rela mencari hutang demi membiayai kuliah saya, ibu saya yang rela makan seadanya (yang penting ada nasi tanpa lauk) demi membagi uang dengan kehidupan saya. Dan mentor saya, Bang Aswan, seorang ustaz dan penulis di Kota Bandung, beliau yang meyakinkan saya soal mimpi. Beliau yang memperkenalkan saya perihal penulis. Sampai akhirnya Allah kasih saya jalan. 

Saya sembari mengajar di salah satu bimbingan belajar dari semester 2 kuliah, yang mana itu cukup untuk membiayai uang semester saya. Alhamdulillah, saya diberikan keluarga baru yang sangat baik dengan murid didik yang sangat menghormati saya. Saya juga mulai belajar kepenulisan dengan benar. Walaupun secara otodidak. 

Satu tulisan saya berhasil dipinang oleh salah satu penerbit indie berupa cerpen dan dibukukan secara antologi. Saya juga aktif mencari lomba menulis untuk mengasah kepenulisan saya. Berkali-kali saya gagal. Tapi saya tidak ingin menyerah. Saya terus mencoba dan pada akhirnya saya bisa mejulis buku solo yang terbit secara indie. Saya ingat. Hanya ada 2 orang yang membeli. Tapi saya tidak menyerah. Kejadian tersebut berbarengan dengan merenov rumah orangtua saya yang kata orang nyaris rubuh. 

Jika saya mengingatnya, masih tampak jelas bagaimana kondisi rumah orangtua saya dulu. Bilik yang sudah rapuh, kayu yang sudah bolong, kaca yang sudah pecah, mungkin karena itulah orang-orang meragukan langkah saya saat kuliah. 

Tapi saya tidak menyerah. Orang tua saya tidak menyerah. Hingga akhirnya, saya mendapatkan beasiswa full dari kampus sampai lulus, orangtua saya mendapatkan bantuan pembangunan rumah dari pemerintah dan saya terus menulis beberapa buku hingga akhirnya 2022 Januari tepatnya, salah satu naskah saya berhasil tembut di penerbit mayor. Buku itu berjudul jika kita tidak terlahir sebagai perempuan yang bisa didapat di seluruh gramedia. Saya juga sudah lulus kuliah. Sementara rumah sudah terbangun walau tinggal finishing. Tapi itu bisa menyicil.

Alhamdulillah. Alhamdulillah. MasyaAllah. MasyaAllah. Kisah ini sudah terjadi beberapa tahun silam. Tapi, tetes air mata saya masih terjatuh. Setiap kata yang saya tulis masih bisa membuat air mata saya kembali jatuh. 

Saya memang bukan penulis terkenal. Karya saya baru dimulai. Saya juga bukan orang sukses. Saya ialah orang yang tidak takut akan bermimpi. Saya yakin, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Saya yakin, akan selalu ada jalan bagi siapa saja yang mau berusaha. Saya yakin, kesuksesan milik siapa pun yang berjuang. Jadi, untuk kamu, jangan pernah menyerah :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun