Banyak dari mereka terpaksa mengandalkan beasiswa, pinjaman pendidikan, atau bekerja paruh waktu untuk mencukupi biaya pendidikan mereka.
Beasiswa dan bantuan keuangan dari pemerintah atau lembaga pendidikan sering kali tidak mencukupi untuk menutupi seluruh biaya pendidikan.Â
Hal ini membuat banyak mahasiswa yang turun aksi demo menyuarakan beratnya biaya UKT di kampus tempat mereka kuliah.Â
Sementara itu, pinjaman pendidikan dapat menciptakan beban finansial jangka panjang bagi lulusan, menghambat kemampuan mereka untuk mencapai tujuan keuangan lainnya, seperti memiliki rumah atau menabung untuk masa depan.
Dampak Psikologis dan Mental
Tidak hanya masalah finansial yang menjadi beban bagi mahasiswa. Stres finansial yang berkepanjangan dapat mengganggu kesejahteraan mental dan emosional mereka.Â
Mahasiswa sering kali merasa tertekan dan cemas tentang masa depan mereka, terutama jika mereka merasa tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan mereka atau merasa terjebak dalam utang yang semakin meningkat.
Pada dasarnya, beban pikiran pada mahasiswa sudah diberatkan dengan banyaknya tugas kuliah, belum lagi masalah keluarga, bahkan percintaan, yang membuat mental mahasiswa semakin down karena ditambah beban pikiran mengenai ekonomi yang tidak mencukupi untuk membayar UKT.Â
Hal ini membuat banyak mahasiswa yang psikologis dan mentalnya terganggu dan cenderung ingin mengakhiri hidupnya.
Stres ini dapat mengganggu konsentrasi dan kinerja akademis mereka, menciptakan lingkaran setan di mana tekanan finansial menghambat kemampuan mereka untuk sukses secara akademis, yang pada gilirannya dapat memperburuk kecemasan dan stres.
Mencari Solusi