Pendidikan tinggi dianggap sebagai salah satu kunci utama untuk membuka pintu kesempatan, mobilitas sosial, dan kesuksesan individu di era modern ini.Â
Namun, di balik janji-janji gemilang itu, terdapat sebuah dilema yang semakin menggigit bagi generasi pendidikan tinggi atau para mahasiswa.Â
Mahalnya biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal) menjadi tantangan yang paling utama bagi mahasiswa, terutama bagi kalangan ekonomi menengah dan kebawah.Â
Hal itu membuat banyak masyarakat di Indonesia saat ini tidak melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi setelah lulus SMA.
Menimbang UKT yang Meningkat
Peningkatan biaya pendidikan tinggi telah menjadi isu yang mendalam diperdebatkan dalam masyarakat. Di banyak negara, UKT telah melonjak secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, melebihi laju inflasi dan pertumbuhan pendapatan rata-rata.Â
Jika di Indonesia sendiri, kenaikan tarif UKT terjadi di beberapa perguruan tinggi baik negri maupun swasta. Mahasiswa dan keluarga mereka, terutama mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah, merasakan tekanan finansial yang besar.
Tantangan Ekonomi bagi Mahasiswa
Dilema utama yang dihadapi oleh generasi pendidikan tinggi adalah bagaimana mereka akan membayar UKT yang semakin meningkat.Â
Bagi banyak mahasiswa, pendidikan tinggi bukan hanya tentang mengejar ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang menanggung beban finansial yang berat.Â