Judul Jurnal : Propaganda and Political Memes on Social Media in the 2019 Indonesian Presidential Election
Nama Jurnal : Journal of Islamic World and Politic
Penulis : Akhirul Aminulloh, Fathul Qorib, Latif Fianto, dan Emei Dwinanarhati Setiamandani
Volume : Vol. 6
Halaman : 343 -- 365Â
Tahun : Desember 2022
ISSN : 2614-0535
- Latar Belakang
Meme politik mewarnai kampanye Pilpres 2019 di media sosial. Meme politik menjadi salah satu strategi propaganda untuk mempengaruhi opini publik untuk mendapatkan dukungan politik dari publik menjelang pemilihan presiden. Media sosial merupakan sarana murah dan cepat untuk menyebarkan meme politik yang menjangkau calon pemilih secara luas dan masif.
- Tujuan PenelitianÂ
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami meme politik sebagai media propaganda politik dalam pemilihan presiden Indonesia 2019. Meme politik ini digunakan sebagai propaganda politik untuk mengkonstruksi atau mendekonstruksi wacana politik calon presiden dan membangun atau merusak reputasi calon presiden untuk mempengaruhi opini publik.
- Permasalahan
Penyebaran meme yang terjadi pada momentum pemilihan presiden Indonesia tahun 2019. Khususnya mengenai dua pasangan calon, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tersebar di berbagai platform media sosial.
- Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode dalam penelitian ini menggunakan Critical Discourse Analysis (CDA) atau analisis wacana kritis dari Norman Fairclough. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah meme politik terkait calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto di media sosial Twitter mulai bulan Januari - hingga Maret 2019. Analisis wacana menekankan pada integrasi bersama pemikiran linguistik, sosial dan politik, yang diintegrasikan ke dalam perubahan sosial.
- Hasil PenelitianÂ
Pada pemilu presiden Indonesia tahun 2019, banyak bermunculan meme-meme politik yang mengangkat dan atau merusak citra kedua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subiyanto. Joko Widodo digambarkan sebagai bagian dari PKI. Sementara di sisi lain, Prabowo Subianto sering disebut-sebut oleh para pendukungnya sebagai seorang yang pro-kekhalifahan, pelanggar HAM, orang yang agamanya dipertanyakan, pemarah, pemimpin yang tidak berpengalaman. , dan penyebar hoax.
- Kelebihan Penelitian
Kelebihan dari jurnal ini yaitu menggunakan model analisis kritis kalimat Fairclough untuk menemukan arti di balik teks. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode yang menggabungkan kuantitatif dan kualitatif untuk menganalisis komunikasi propaganda dan politik.
- Kekurangan PenelitianÂ
Kekurangan dari jurnal ini yaitu keterbatasan dalam cakupan data, metodologi, atau generalisasi temuan. Dan juga jurnal ini hanya mencakup periode Januari hingga Maret 2019, yang mungkin tidak memberikan pemahaman komprehensif mengenai keseluruhan kampanye pemilu. Selain itu, penelitian ini hanya berfokus pada meme politik dan tidak mencakup bentuk propaganda lain yang digunakan selama pemilu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H