Mohon tunggu...
Ressy TriWulandari
Ressy TriWulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Departemen, IPB University

Edukasi, menulis, membaca dan musik

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Implementasi Training Needs Analysis (TNA) dalam Penentuan Pelatihan Pegawai Rumah Sakit

24 November 2022   21:40 Diperbarui: 24 November 2022   22:09 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Rumah sakit merupakan salah satu jenis organisasi yang memiliki kompleksitas yang tinggi. Sering rumah sakit diistilahkan sebagai sebuah organisasi yang padat baik secara modal, sumber daya manusia, teknologi, maupun regulasi. Oleh karena itu, sumber daya manusia di dalamnya memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pelayanannya. Untuk itu, pengembangan kompetensi sumber daya manusia di dalamnya perlu untuk diimplementasikan. Pelatihan menjadi salah satu program pengembangan kompetensi karyawan yang tepat bagi rumah sakit. Namun, untuk mengembangkannya dengan melalui pelatihan perlu diawali dengan Training Needs Analysis (TNA).

Implementasi Training Needs Assessment (TNA) menjadi langkah strategis dan suatu hal yang sangat penting bagi rumah sakit untuk mengetahui program pelatihan yang tepat. Training Needs Analysis (TNA) merupakan sebuah proses sistematis dalam mengidentifikasi pelatihan apa yang dibutuhkan oleh pegawai rumah sakit untuk kemudian dibuat penjabaran terkait cara implementasinya. Dalam implementasinya, Training Needs Analysis (TNA) dilakukan dengan pendekatan-pendekatan tertentu, diantaranya adalah :

1. Organizational Based Need Analysis 

Organizational Based Need Analysis merupakan analisis yang dilakukan berdasarkan pada kebutuhan strategis rumah sakit dalam merespon bisnis masa depan. Kebutuhan strategis ini dirumuskan dengan mengacu pada corporate strategy dan corporate value yang merupakan faktor kunci efektivitas dan keberhasilan organisasi. 

Contoh : Hasil rumusan dari corporate strategy dan corporate value yang merupakan faktor kunci keberhasilan rumah sakit adalah Communication, Teamwork, Excellence service, Learning , Leadership, Development. Dari faktor-faktor kunci tersebut dilakukan penilaian untuk mengidentifikasi pada faktor apa yang menyebabkan rumah sakit masih mengalami kekurangan yang paling besar, dan karenanya perlu diprioritaskan pengembangan pelatihannya.

2. Job Competency Based Need Analysis 

Job Competency Based Need Analysis adalah analisis kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada profil kompetensi yang dipersyaratkan untuk setiap posisi/jabatan. Dalam setiap jabatan dalam organisasi pasti ada persyaratan-persyaratan yang menyertainya.

Contoh : Pada bagian pemasaran dipersyaratkan mampu melakukan analisis pasar dan membuat program-program pemasaran, maka salah satu pelatihan yang harus diikuti oleh pejabat tersebut adalah pelatihan tentang pemasaran. Kepala bangsal dipersyaratkan mampu mengelola bangsal dengan baik, maka perlu ada pelatihan manajemen kepala bangsal.

3. Person Competency Need Analysis

Person Competency need analysis adalah analisis kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada kesenjangan (gap) antara level kompetensi yang dipersyaratkan dengan level kompetensi aktual karyawan/individu.

Contoh : Untuk perawat di unit gawat darurat dipersyaratkan mempunyai sertifikat PPGD, maka masing-masing individu dinilai apakah sudah memenuhi syarat tersebut atau belum. Jika belum, maka perlu diberikan pelatihan tersebut.

Berikut merupakan beberapa manfaat yang akan didapatkan dari implementasi Training Needs Assessment (TNA) pada Rumah Sakit :

  1. Dapat mengidentifikasi masalah kesenjangan skill pegawai rumah sakit lebih awal, sebelum menjadi masalah yang lebih besar.

  2. Mengetahui skala prioritas dari pelatihan yang dibutuhkan oleh pegawai rumah sakit, mana yang harus dijalankan terlebih dahulu dan mana yang bisa ditunda.

  3. Memastikan apakah pelatihan masih harus dilakukan atau tidak, berdasarkan sisa jarak kesenjangan skill dan performa pegawai rumah sakit yang ada.

  4. Menentukan siapa saja perawat yang berhak dan wajib mengikuti pelatihan.

  5. Membantu HRD dalam membuat perencanaan pelatihan bagi pegawai rumah sakit di kemudian hari.

Selain dari sisi teknis  yang selalu terkenal dengan kompleksitas tinggi, rumah sakit juga memiliki tingkat kompleksitas organisasi yang sangat tinggi. Sumber daya manusia yang ada di dalamnya juga harus selalu dibekali kompetensi yang sesuai demi kelancaran pelayanan. Untuk mencapai kesesuaian tersebut tentunya harus dibutuhkan pula pelatihan yang sesuai. Maka itu penerapan Training Needs Analysis (TNA) sangatlah penting untuk dilakukan, sebab Training Needs Analysis (TNA) disini berperan sebagai tahap paling awal yang menjadi dasar informasi dalam menetapkan program pelatihan. Training Needs Analysis (TNA) tentunya akan membawa banyak manfaat yang signifikan dalam hal ini, seperti pihak manajemen dan HRD yang akan dapat mengetahui dimana letak kesenjangan kompetensi, sehingga bisa menentukan targeting dan skala prioritas dari rencana-rencana pelatihan yang nantinya akan dilakukan kepada para pegawai di rumah sakit, sehingga pelatihan yang dilakukan dapat mencapai keberhasilan dengan efektif dan efisien.

Referensi:

Mulyaningsari, R., Juhariah, S. and Surjadi, A., 2016. Penerapan Training Needs Analysis dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Perawat di Rumah Sakit Wava Husada. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 29(3), pp.291-299.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun