Mohon tunggu...
ressa liandiana
ressa liandiana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

saya seorang pelajar yang duduk dibangku kelas 3 SMA dan suka membaca cerita melalui aplikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Masa Revolusi Hijau

4 Maret 2024   13:09 Diperbarui: 4 Maret 2024   13:10 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya teman teman tau nggak si ?? apa itu Revolusi Hijau dari mulai asal usul, perkembangan dari masa ke masanya terkait Revolusi Hijau. Jika, teman taman penasaran dan ingin tahu yuk simak materi berikut ini..

Revolusi hijau, pada pandangan awalnya, terdengar sebagai fenomena yang menghasilkan perubahan substansial terhadap lingkungan. Namun, pada kenyataannya, revolusi hijau mengacu pada transformasi sistem pertanian secara global yang dimulai pada tahun 1950-an dan 1960-an. Tujuan utama dari revolusi hijau adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan mengadopsi metode pertanian modern yang berbeda dari praktik tradisional. Meskipun strategi ini berhasil meningkatkan produksi pangan dan mengatasi krisis kelaparan di berbagai wilayah, dampak negatif dari revolusi hijau kini mulai dirasakan. Keanekaragaman hayati mengalami penurunan drastis, ekosistem mengalami degradasi, dan perubahan iklim menjadi semakin signifikan sebagai akibat dari praktik-praktik pertanian yang lebih intensif.

Revolusi hijau diprakarsai oleh Norman Borlaug, seorang ahli agronomi, yang berhasil mengembangkan varietas baru gandum pada 1940-an di Meksiko. Borlaug juga mendorong penggunaan pupuk kimia dan sistem irigasi modern. Dalam waktu dua dekade, Meksiko berhasil meningkatkan produksi gandumnya secara signifikan, bahkan menjadi negara swasembada dan pengekspor gandum. Upaya serupa kemudian diperluas ke negara lain seperti India, Pakistan, Turki, dan termasuk Indonesia.

Program revolusi hijau di Indonesia dimulai pada era orde baru melalui inisiatif seperti Bimas (Bimbingan Massal) dan Panca Usaha Tani, yang mengadvokasi praktik-praktik seperti penggunaan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pengairan, dan peningkatan sistem tanam. Program Bimas kemudian berkembang menjadi Inmas (Intensifikasi Massal), yang mencakup kebijakan subsidi untuk bibit unggul, pupuk, pestisida, dan teknologi pertanian lainnya. Sejak itu, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras.

Adapun manfaat dari Teknologi Revolusi Hijau:

Meningkatkan Produksi Pangan: Revolusi Hijau berhasil meningkatkan produksi pangan secara signifikan, membantu mengatasi krisis kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan di banyak negara.

Meningkatkan Pendapatan Petani: Peningkatan hasil panen dan harga jual hasil panen meningkatkan pendapatan petani dan taraf hidup mereka.

Menciptakan Lapangan Pekerjaan: Revolusi Hijau menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor pertanian dan industri terkait.

Aspek ekonomi: Revolusi Hijau meningkatkan pendapatan petani secara keseluruhan, namun distribusi keuntungannya tidak merata. Petani kecil dan marginal seringkali tertinggal karena keterbatasan modal dan akses terhadap teknologi.

Biaya produksi pertanian meningkat dengan penggunaan pupuk kimia, pestisida, dan irigasi modern. Hal ini dapat membuat petani kecil semakin terbebani.

Selanjutnya kita dapat melihat penggunaan Teknologi Revolusi Hijau dari masa ke masa:

1960-an: Penggunaan VUT padi IR-8 dan Bimas.

1970-an: Penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara luas.

1980-an: Pembangunan sistem irigasi modern.

1990-an: Diversifikasi tanaman dengan pengembangan tanaman hortikultura.

2000-an: Penerapan sistem pertanian organik dan agroekologi.

2010-an: Penggunaan bioteknologi dan pertanian presisi.

Penggunaan teknologi hijau di Indonesia terus berkembang, meskipun masih terdapat beberapa tantangan. 

Positif:

* Komitmen pemerintah

* Peningkatan investasi

* Tumbuhnya kesadaran masyarakat

* Contoh penerapan yang sukses

Negatif:

* Biaya tinggi

* Kurangnya infrastruktur dan SDM

* Keterbatasan regulasi

* Kurangnya edukasi dan promosi

Tantangan:

* Membuat teknologi hijau lebih terjangkau

* Mengembangkan infrastruktur dan SDM

* Memperkuat regulasi

* Meningkatkan edukasi dan promosi

Pentingnya teknologi hijau:

* Mengurangi emisi gas rumah kaca

* Meningkatkan kualitas lingkungan

* Menciptakan lapangan kerja

* Meningkatkan ketahanan energi

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan terus meningkatkan komitmen dan upaya dari semua pihak, diharapkan teknologi hijau dapat memainkan peran yang lebih besar dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun