Mohon tunggu...
Resqi Loveressa
Resqi Loveressa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Nasional

Aktif, baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Sudan: Anak-anak Menjadi Korban Perang

1 Agustus 2023   21:47 Diperbarui: 1 Agustus 2023   22:20 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudan memanas. Negara ini kini dilanda bentrokan antara militer dan pasukan paramiliter. Bentrokan tersebut terjadi pada 15 April 2023. Penyebab perang Sudan bermula ketika negara tersebut dilanda kudeta tahun 2021. Sejak itu, Sudan dijalankan oleh dewan jenderal, yang dipimpin oleh dua orang petinggi militer, yang kemudian menjadi cikal bakal perselisihan ini.

Mereka adalah Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kepala angkatan bersenjata dan presiden negara itu dan wakilnya serta pemimpin RSF, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, lebih dikenal dengan nama Hemedti.

Masalah utama adalah rencana untuk memasukkan sekitar 100.000 Rapid Support Forces (RSF) ke dalam tubuh tentara, dan siapa yang kemudian akan memimpin pasukan baru tersebut.

Aksi penembakan menjadi pemicu konflik Sudan. Kala itu, anggota RSF ditempatkan kembali di seluruh negeri dalam suatu tindakan yang dianggap oleh tentara negara sebagai bentuk ancaman.

Ada harapan bahwa pembicaraan dapat menyelesaikan situasi tetapi ini tidak pernah terjadi.

Masih diperdebatkan siapa yang melepaskan tembakan pertama tetapi pertempuran dengan cepat meningkat di berbagai bagian negara. Akibatnya, lebih dari 400 warga sipil tewas, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Meskipun konflik tampaknya berada di bawah kendali instalasi, namun hal ini banyak menimbulkan efek besar, terutama di daerah perkotaan. Bahkan, warga sipil menjadi korban.

Tidak jelas di mana pangkalan RSF berada, tetapi anggota mereka kerap pindah ke daerah padat penduduk.

Angkatan udara Sudan telah melakukan serangan udara di ibu kota, sebuah kota berpenduduk lebih dari enam juta orang, yang kemungkinan besar telah menyebabkan korban sipil.

Beberapa gencatan senjata telah diumumkan untuk memungkinkan orang-orang melarikan diri dari pertempuran tetapi hal ini belum dipatuhi.

Konflik sudan yang dimulai sejak 15 April 2023 sudah menelan banyak korban dan memaksa warganya sendiri untuk mengungsi ke negara lain, termasuk anak-anak. Untuk itu, dalam hal ini UNICEF sebagai organisasi internasional yang salah satu tugasnya melindungi anak-anak dari konflik turut terlibat.

UNICEF (United Nations Children's Fund) adalah organisasi PBB yang bertujuan untuk meningkatan kualitas hidup anak maupun wanita yang berada di negara-negara berkembang.UNICEF menyediakan perlindungan layanan kesehatan, vaksinasi, serta dukungan kepada anak-anak yang tinggal di daerah terdampak bencana ataupun daerah tertinggal di penjuru dunia.

Di sudan sendiri, jauh sebelum terjadinya konflik ini, UNICEF telah melaporkan bahwa kebutuhan kemanusiaan di Sudan telah mencapai tingkat tertinggi. Kini, situasi yang sudah mengerikan ini telah mencapai tingkat bencana, dengan akses terhadap makanan, air bersih, listrikn dan telekomunikasi yang tidak dapat diandalkan, tidak dapat di akes, dan tidak terjangkau.

Sementara itu, jutaan orang telah terusir dari rumah mereka sendiri dan kini mengungsi didalam Sudan maupun melintasi perbatasan untuk ke negara lain. Ancaman bagi mereka yang mengungsi juga masih sama mematikanya. Kelaparan, penyakit, kekerasan menjadi ancaman nyata bagi para pengungsi sudan.

Pada konflik ini, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak atau UNICEF menerima laporan sekitar 14 juta anak membutuhkan bantuan kemanusiaan dan setidaknya 435 anak kehilangan nyawa dan sekitar 2,000 anak terluka.

Konflik yang terjadi sudah tiga bulan antara tentara Sudan dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan cepat RSF telah membuat lebih dari 100.000 anak melarikan diri ke negara-negara tetangga, dan sekitar 368.000 anak lainya mengungsi di dalam negeri.

Tempat-tempat di mana anak-anak harus aman - rumah, sekolah, dan rumah sakit - secara konsisten menjadi sasaran serangan, dan akan terus berlanjut. Para pekerja kemanusiaan juga telah diserang, sementara fasilitas, kendaraan, dan pasokan kemanusiaan - termasuk milik UNICEF - telah dijarah atau dihancurkan. Semua serangan tersebut melemahkan kapasitas kami untuk menjangkau anak-anak di seluruh negeri dengan layanan penyelamatan jiwa.

Lebih dari 164.000 warga Sudan mencari perlindungan di Afrika Tengah, Chad, Mesir, Ethiopia, Libya, dan Sudan selatan sejak akssi kekerasan Meletus pada 15 april 2023, menurut badan pengungsi PBB (UNHCR).

UNICEF juga memperingatkan bahwa musim hujan dapat meningkatkan risiko penyakit.

UNICEF mengadvokasi perjalanan yang aman bagi anak-anak dan keluarga mereka yang terjebak di daerah konflik dan bekerja untuk menyediakan pasokan dan layanan, termasuk air, perawatan kesehatan kritis, vaksin, akses ke pasokan dan layanan dasar, pasokan darurat, perlindungan anak, dan dukungan kesehatan mental bagi mereka yang terkena dampak konflik. Hingga akhir Juli, UNICEF telah mengirimkan lebih dari 5.500 metrik ton pasokan penyelamat nyawa ke seluruh Sudan. Namun, sementara pertempuran terus berlanjut, kebutuhan akan terus meningkat, dengan banyak masyarakat yang rentan yang masih berada di luar jangkauan bantuan kemanusiaan.

Saat ini, UNICEF membuka donasi dan mengharapkan bantuan dari seluruh dunia melalui website resmi mereka untuk sudan.

“Artikel ini sebagai salah satu syarat Tugas II Mata  kuliah Aktor Non Negara (Non State Actor) dengan Dosen Pengampu: Fadlan Muzakki, S.IP., M.Phil., LLM."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun