Sekarang ini, secara sosio-politik, masyarakat Indonesia tampaknya sangat membutuhkan seorang pemimpin yang bersih, berani dan visioner. "Kebutuhan" ini mirip dengan "permintaan" dlm hukum ekonomi. Boleh jadi ke depan tokoh2 tertentu akan menangkap ide ini dan menciptakan dirinya sendiri agar memiliki kesan, image atau identitas yng khas sbg tokoh yg bersih, berani dan visioner.
Jika dia berhasil melakukan itu dan kemudian terekam di benak masyarakat, maka dia akan mendptkan "positioning" sbg hadiahnya. Namun "permintaan" bisa diubah, bs direkayasa, atau bs di geser trend-nya. Hanya saja, apapun "permintaan" itu, positioning bisa menjadi sngt cair utk menyusup ke benak masyarakat.
Betapa kuatnya positioning dalam benak kita. Bahkan saking kuatnya, terkadang kita menjadi berharap terlalu banyak pada apa yg kita positioning-kan…
Catatan:
Dalam kasus "minta Aqua dikasih Vit",  Aqua sdh menjelma jadi "generic brand". Harusnya Aqua melakukan repositioning atau bahkan rejuvenating dan juga membuat fighting brand utk melayani follower.
Benar nama Aqua tertancap dalam di benak konsumen; namun apalah artinya jika produk Aqua tidak terlalu dikenali oleh konsumen lg dan konsumen tdk memiliki loyalitas atas Aqua, sehingga diksh Vit pun konsumen menerima. Demikian juga dalam kasus Indomie.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H