Saat sedang mampir di warung rokok, ada seorang ibu yg juga sedang berbelanja. Ibu itu bilang, “Mas tolong beli Aqua satu.” Si penjual mengambilkan air mineral, namun dengan merk Vit. Si ibu tadi tidak protes. Bagi dia, apapun merknya, air mineral ya Aqua. Ini Positioning.
Air mineral merk Aqua merupakan merk yg PERTAMA kali menjual air putih dalam bentuk kemasan botol. Sebelum ada Aqua, orang terbiasa minum dengan gelas.
Namun setelah ada Aqua, orang mulai juga minum dengan botol, terutama ketika bepergian. Aqua-lah yg pertama kali “meruntuhkan” tradisi bahwa minum hanya dengan menggunakan gelas.
Karena Aqua sebagai pionir, maka produk-produk air mineral lain yg hadir setelahnya hanya disebut “pengikut”. Artinya, posisi Aqua sebagai yg pertama, tidak dapat digeser. Pokoknya, dalam benak konsumen air mineral itu indentik dengan Aqua.
Coba saja perhatikan juga contoh berikut: ketika orang sedang membeli pasta gigi, selalu mereka bilang “membeli ODOL.” Padahal ODOL merupakan salah satu merk pasta gigi juga sebagaimana Pepsodent atau Close-Up.
Tapi orang selalu bilang membeli ODOL. Uniknya, saat ada pembeli bilang, “Mas, beli odol.” Si penjual bertanya balik, “Merk apa?”
Atau ketika orang membeli mie instan seringkali bilang membeli Indomie. Tapi saat diberi Supermie, mereka terkadang tidak protes.
Padahal Indomie atau Supermie sama2 merk; dan mereka adalah dua merk yg berbeda. Tp orang sudah terlanjur memahami bahwa Indomie adalah mie instan itu sendiri. Ini positioning.
Secara sederhana, positioning adalah hal yang pertama hadir atau yg pertama terkenal akan menjadi “yg paling diingat” atau tertanam di benak orang. Sebaliknya, yg terakhir hadir juga cenderung paling diingat. Sementara yg di tengah-tengah cenderung kurang diperhatikan.
Coba saja ingat mengenai pacar pertama dan terakhir Anda. Kemungkinan besar kenangan akan muncul dengan jelas. Tapi untuk pacar ketiga atau keempat dan seterusnya biasa saja. Apakah positioning sepenuhnya soal strategi "posisi"? Bisa dikatakan demikian.
Dalam tradisi marketing, positioning seringkali diartikan sebagai cara yang dilakukan para marketers untuk menciptakan kesan, image atau identitas tertentu (yang khas) di dalam benak konsumen.