Mohon tunggu...
Resnu Bachar
Resnu Bachar Mohon Tunggu... Operator - Pegiat KOBUIRA

Hobi Blusukan & Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rabwan, Prasasti Unik dari Kabupaten Pekalongan

18 Mei 2023   19:17 Diperbarui: 18 Mei 2023   19:26 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar Prasasti Rabwan di buku Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti 

 Pada bulan Agustus tahun 1960 seseorang menemukan sebuah benda unik berbentuk lonceng dengan patung sapi sebagai pegangannya. Berita tersebut lantas diteruskan ke pemerintah daerah setempat dan langsung mendapat respon dari lembaga arkeologi saat itu. 

 Bukan lonceng biasa, ternyata di mulut lonceng atau bagian bawah terukir sebuah inskripsi (tulisan) Jawa kuno dan berbahasa Jawa kuno. Lonceng yang memiliki ukuran tinggi 16 cm tersebut lantas dibawa ke Jakarta dari tempat penemuan awalnya di areal persawahan desa Tlogopakis, kecamatan Petungkriyono. 

 Profesor Boechari dalam bukunya berjudul "Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti" menuliskan alih aksara dan alih bahasa dari prasasti yang dinamai sebagai Prasasti Rabwan tersebut, terbaca ;
oṃ nama siwaya
i saka 827 phalguna masa tithi saptami sukla. tu. wa. so. wara kala rakryan i wungkaltihang pu wirawikrama manarpanakan ganta i bhatara ing rabwan
likhita singgahan

dengan terjemahan ;

 oṃ namas siwaya (pujian kepada Siwa)
di tahun saka 827 hari ketujuh ketika paruh terang pada bulan phālguṇa, pada wara tuṅglai (sistem penanggalan enam hari) - wagai (wage) - soma (senin) . ketika rakryān wuṅkaltihaᶇ (bernama) pu wīrawikrama mempersembahkan genta (lonceng) untuk bhatara di Rabwān.
ditulis oleh Siṅgahan

 Oleh L. C Damais penanggalan yang tertera pada prasasti Rabwan tersebut jika dikonversi ke penanggalan masehi akan jatuh pada 3 februari tahun 906 masehi. 

 Ada beberapa hal yang menarik dari prasasti Rabwan dari desa Tlogopakis tersebut, yang pertama adalah tahun 827 saka dimana saat itu kerajaan Medang atau yang lebih dikenal sebagai Mataram Kuna berada dibawah kepemimpinan Sri Maharaja Dyah Balitung. bisa jadi dengan adanya prasasti Rabwan ini wilayah Pekalongan saat itu adalah bagian dari Kerajaan Medang. 

situs Lingga Yoni Nagapertala
situs Lingga Yoni Nagapertala

 Lalu eksistensi tempat bernama rabwān. jika rabwān diartikan sebagai tanah yang tinggi, hal tersebut sangat relevan menggambarkan desa Tlogopakis saat ini yang berada di kawasan pegunungan Kendeng utara. kata bhaṭāra iᶇ rabwān pun tak kalah menarik, beberapa sumber menyebutkan jika bhatara di masa itu merupakan objek / tempat pemujaan leluhur. kata bhatara mengalami pergeseran makna di zaman selanjutnya dan lazim dipakai para raja-raja di masa setelahnya. apakah bhaṭāra iᶇ rabwān berkaitan dengan situs nagapertala yang juga ada di desa Tlogopakis?  mengingat baik prasasti rabwan dan situs nagapertala sama-sama peninggalan bercorak keagamaan siwais. 

 
Tokoh bernama Pu Wīrawikrama sendiri lumayan sering disebutkan di dalam prasasti lain, diantaranya Prasasti Ayam Teas (822 saka), Prasasti Luitan (823 saka), Prasasti Kembang Arum (824 saka), Prasasti Telang (825 saka), Prasasti Poh (827 saka), Prasasti Mantyasih, Prasasti Sangsang (829 saka), dan Prasasti Rukam (829 saka) .  uniknya Pu Wīrawikrama atau kadang di singkat Pu Wīra mengalami kenaikan jabatan di masa pemerintahan Raja Balitung, Pu Wīra yang sebelumnya menjabat sebagai Rakai Pagerwsi naik jabatan menjadi Rakai Wuṅkaltihaᶇ (Wungkaltihang memiliki sinonim kata "Halu", dalam prasasti kadang menyebutnya sebagai Rakai Wungkaltihang kadang Rakai Halu). 

 Dalam sistem birokrasi pemerintahan pada masa Raja Balitung, Rakai Wungkaltihang atau Rakai Halu terbilang jabatan yang cukup tinggi. hal itu diketahui dari jumlah pasak-pasak (hadiah) yang diterimanya pada saat penetapan tanah perdikan, walaupun pasak-pasak yang diterima tidak sebanyak Mapatih i Hino (putera mahkota). 

 Sampai saat ini masih belum jelas siapakah leluhur yang menjadi bhaṭāra iᶇ rabwān yang dimaksud dalam prasasti Rabwan tersebut,  apakah seorang raja, atau moyang dari Pu Wīrawikrama atau bisa jadi tokoh lain yang begitu dihormati di masanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun