Apakah yang dimaksud dengan emosi? Dilansir dari wikipedia, emosi ialah suatu reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Namun pada kali ini kita akan membahas tentang emosi marah. Apa yang terjadi pada tubuh ketika marah? Bagaimana islam menanggapi hal tersebut? Lalu bagaimana mengendalikan emosi menurut perspektif islam?
Marah merupakan suatu emosi yang wajar, marah merupakan suatu ungkapan emosi ketika kita kesal akan sesuatu. Marah bukan merupakan emosi yang dilahirkan dan bukan pula sesuatu yang dipelajari (Harry Mils, 2005). Hal yang membuat marah seseorang itu berbeda-beda, bahkan pada hal-hal yang sepele. Lalu karakter setiap orang ketika marah juga berbeda, ada yang mudah marah dan ada yang jarang marah. Perasaan jengkel, benci, kesal, mengamuk, dan beringas merupakan termasuk dalam emosi marah (Husnaini, 2019). Secara garis besar penyebab seseorang marah terdapat dua faktor, yakni faktor fisik dan psikis (Yadi, 2007 :18) :
1. Faktor fisik
Pertama ialah karena kelelahan yang berlebihan. Lalu zat-zat tertentu yang menyebabkan marah, misalnya apabila otak kekurangan zat asam, orang tersebut lebih mudah marah. Dan yang terakhir ialah hormon, hormon kelamin pun mempengaruhi kemarahan. Contohnya ketika wanita menstruasi, wanita lebih mudah untuk marah dari biasanya.
2. Faktor psikis
Hal ini berkaitan erat dengan kepribadian orang tersebut dan hal ini menyangkut pada masalah self concept. Beberapa self concept yang salah diantaranya adalah :
- rasa rendah diri (Minderwaardigheid Complex) : rendah diri membuat seseorang memandang dirinya rendah, sehingga mudah sekali untuk tersinggung.
- Sombong (Superiority Complex), menilai diri sendiri lebih tinggi dari kenyataannya.
- Egoistis : orang yang menilai dirinya lebih penting dari kenyataannya.
Kemudian tahu kah kamu ketika marah terjadi perubahan pada organ tubuh kita, perubahan-perubahan tersebut diantaranya yaitu :
- Otak
Pada otak terdapat bagian yang dinamakan lobus frontalis yang berfungsi mengendalikan fikiran rasional seseorang. Ketika marah fungsi yang ada pada lobus frontalis akan terganggu, sehingga membuat kita bertindak tidak rasional dan berakhir menyesali perbuatan tersebut.
- Amygdala
Pada area otak pula terdapat area pengontrol emosi yang lebih aktif yang disebut amygdala. Amygdala merangsang produksi hormon kotekolamin dan hormon kortisol atau hormon stres. Nah pada hormon tersebut menimbulkan respon yang disebut fight and flight response yang membuat oragan-organ lain bekerja lebih berat.
- Jantung dan Paru-paru
Masih berkaitan dengan fight and flight response tadi, pada respon tersebut ada sistem saraf simpatis yang mengaturnya. Apabila sistem saraf tersebut aktif, maka jantung akan memompa darah lebih kuat dan cepat. Hal ini membuat kita dapat merasa berdebar-debar membuat nafas kita meningkat dari biasanya, lalu sel-sel yang ada di dalam tubuh akan meningkatkan metabolisme menyesuaikan dengan jantung dan paru yang bekerja lebih dari biasanya dan pada akhirnya suhu tubuh pun meningkat.
- Berkeringat dan bergetar.
Mekanisme dari Fight and flight response ini membuat kelenjar keringat lebih aktif sehingga tubuh menghasilkan keringat yang lebih banyak untuk menurunkan suhu tubuh yang tadinya meningkat karena metabolisme sel.
- Otot
Adapun ketika marah otot-otot yang ada di tubuh kita menjadi kaku, hal ini disebabkan pertukaran dan pemakaian energi yang cepat. Oleh karena itu apabila seseorang terlalu larut dalam kemarahannya ia akan terlihat gemetar dan kaku. biasanya mereka akan mengepalkan tangannya dengan sangat kuat untuk meredam perubahan yang ada pada tubuhnya.
Selanjutnya merupakan bagaimana perspektif islam dalam menanggapi kemarahan. Tidak bisa dipungkiri bahwa seseorang yang mulia seperti Nabi Muhammad SAW pun juga memiliki emosi marah. Sebagaimana Nabi SAW bersabda “Aku ini hanyalah manusia biasa, aku bisa senang sebagaimana manusia senang dan aku bisa marah sebagaimana manusia marah” (HR. Muslim, no. 2603).
Adapun kita diwajibkan untuk mengendalikan emosi marah, hal ini disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib “kendalikanlah amarah, karena marah salah satu bala tentara besar diantara bala tentara-tentara setan” (Sayyid Mahdi as Sadr, 27). Islam juga memberikan solusi untuk mengendalikan emosi, hal ini berdasarkan hadits-hadist yang disampaikan diantaranya adalah (Wigati, 2013) :
- Ketika marah hendaklah ia duduk, apabila hal tersebut belum cukup berbaringlah (HR. Abu Daud).
- Berwudhu (HR. Baihaqi)
- Mengerjakan sholat sunnah dua raka’at.
- Berdoa dan berzikir
- Selalu ingatkan diri ketika kita meredam amarah kita akan mendapat kedudukan yang tinggu dan istimewa (HR. Abu Daud)
Beberapa bahaya yang ditimbulkan ketika seseorang marah adalah (Nur, 1993) :
- Tidak bisa mengendalikan diri
- Dapat membahayakan tubuh
- Mendapatkan azab
- Dapat terjerumus ke dalam dalih yang hina
- Bisa menodai agama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H