Mohon tunggu...
Resna Natamihardja
Resna Natamihardja Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang suka menulis....blog pribadi : http://resnatasik.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tanaman Pagar Dan Ketahanan Pangan

22 Oktober 2016   23:28 Diperbarui: 23 Oktober 2016   00:26 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jauh sebelum pemerintah gencar mensosialisasikan program ketahanan pangan, masyarakat zaman dulu terutama di pedesaan Jawa Barat tanpa disadari sudah menerapkan salah satu bentuk kearifan setempat dengan menanam tanaman - tanaman layak konsumsi dengan multifungsi.  Dengan bentuk daun yang cukup menarik, tanaman ini sekaligus dijadikan tanaman hias (tanaman pagar).

Kebutuhan serat pangan orang Sunda zaman dulu banyak dipenuhi dengan kebiasaan makan nasi ditemani lalap dan sambal.  Lalap ini ada yang dimakan mentah adapula yang dimakan matang.

Teringat candaan seorang teman semasa menyelesaikan pendidikan di sebuah kota di Jawa Tengah sekitar duapuluh tahunan silam.

"Teh, katanya enak ya punya istri orang Sunda, kalau kita gak punya makanan, tinggal lepas aja di kebun, beres.  Sukanya kan makan daun - daunan."

Saya hanya menanggapi dengan senyum, meski dalam hati menjawab, " Iya mas, kalau istrinya kambing..." Hehe...

Orang Sunda memang sangat identik dengan lalapan.  Saya bahkan punya pengalaman unik sewaktu menghabiskan liburan akhir tahun ajaran di masa taman kanak - kanak atau sekolah dasar dulu.  Pernah sekali waktu disuguhi seorang pekerja di kebun kakek masakan urap berbahan sangat tak biasa yakni pucuk daun karet.  Ya, urap daun karet...

Tapi kali ini saya tidak akan bercerita tentang daun karet, saya ingin bercerita tentang daun - daun yang terutama dulu banyak ditanam di halaman rumah sebagai pagar pembatas halaman rumah dan tanaman tersebut sekaligus bisa dijadikan bahan pangan.

Dan inilah tanaman daun - daunan yang layak konsumsi dan banyak ditanam di halaman rumah sebagai tanaman pagar.  Daun - daun ini dijadikan santapan setelah melalui proses perebusan atau pengukusan.

1.  Tanaman daun mangkokan

     Tanaman ini cukup populer karena bentuknya yang unik dan aromanya khas, yang juga konon berkhasiat menghilangkan bau badan.

2.  Tanaman daun suring

     Bentuk tanaman ini mirip dengan daun mangkokan namun berdaun kecil - kecil, aromanya juga hampir sama dengan daun mangkokan.  Sewaktu browsing mencari informasi tentang daun suring, yang ditemukan adalah sebutan daun suring untuk tanaman yang dikenal juga dengan sebutan kenikir.  Di daerah sekitar saya tanaman kenikir disebut juga dengan nama randamidang.  Saya tida bisa memastikan nama apa yang benar untuk tanaman ini, yang pasti sebagaimana seperti halnya daun mangkokan daun tanaman ini banyak dikonsumsi sebagai lalapan.

3.  Tanaman daun imba

     Sebelum menulis tentang daun ini, saya coba browsingmencari informasi tantang daun imba, namun yang muncul adalah informasi tentang daun mimba yang berbeda jenis dengan daun imba yang ingin saya ceritakan.  Tanaman daun imba yang saya kenal sejak kecil adalah tanaman daun yang saya tampilkan di sini.  Bentuk daunnya menjari dan aromanya mirip dengan daun mangkokan.

4.  Tanaman daun kakadongdongan

     Daun ini mirip dengan tanaman daun imba dari bentuk batang dan aromanya, hanya berbeda bentuk daunnya saja, daun kakadondongan berbentuk oval mengeriting di bagian pinggiran daunnya.

5.  Tanaman daun caya - caya

     Tanaman yang sedang populer sebagai lalapan pada saat sekarang ini.   Tanaman yang memiliki daun mirip daun dari tanaman jarak ini banyak dijadikan lalap bahkan dimasak menjadi urap atau gulai.

6.  Tanaman Randamidang

     Atau dikenal juga dengan sebutan daun kenikir.  Tanaman ini cukup populer, memiliki aroma khas dan bunga yang cantik.  Tanaman dengan penamaan Sunda yang sangat unik, karena dalam bahasa Sunda randa midang berarti kurang lebih 'janda yang bersolek' hehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun