Mohon tunggu...
Reski AdhianWahyuni
Reski AdhianWahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

HARTA NEGARA SEBAGAI AMANAH : Menghidupkan Kembali Keuangan Publik Islam Di Indonesia

8 Januari 2025   16:52 Diperbarui: 8 Januari 2025   17:02 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. Hal ini memberikan peluang besar untuk menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pengelolaan keuangan negara. Salah satu nilai utama yang menjadi landasan dalam Islam adalah amanah atau kepercayaan. Konsep amanah ini menegaskan bahwa segala bentuk harta, termasuk harta negara, adalah titipan yang harus dikelola dengan penuh tanggung jawab untuk kemaslahatan seluruh rakyat. Sayangnya, pengelolaan keuangan publik di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kurangnya transparansi hingga praktik yang jauh dari prinsip-prinsip syariah.

Dalam perspektif keuangan Islam, amanah tidak hanya mencakup tanggung jawab pengelolaan harta, tetapi juga mencakup pemberdayaan umat. Dengan amanah, pengelola keuangan negara diharapkan dapat menciptakan kebijakan fiskal yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Lebih dari itu, amanah juga mengandung nilai kejujuran dan tanggung jawab moral, yang seharusnya menjadi dasar dalam setiap keputusan pengelolaan keuangan publik.

Artikel ini membahas bagaimana prinsip keuangan publik Islam dapat diimplementasikan di Indonesia untuk mencapai pengelolaan harta negara yang lebih adil, transparan, dan bertanggung jawab. Dengan pendekatan yang tepat, pengelolaan keuangan negara berbasis syariah dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Konsep Amanah dalam Keuangan Publik Islam

  • Amanah sebagai Fondasi

Dalam Islam, amanah adalah nilai fundamental yang harus dijunjung tinggi oleh setiap individu yang diberi kepercayaan untuk mengelola sesuatu, termasuk harta negara. Ketika seseorang diberi tanggung jawab untuk mengelola harta publik, ia diwajibkan untuk bertindak jujur, transparan, dan bertanggung jawab. Amanah dalam konteks keuangan publik berarti memastikan bahwa setiap sen yang digunakan benar-benar diarahkan untuk kepentingan rakyat banyak, bukan untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.

Amanah ini juga berkaitan dengan konsep ihsan, yaitu berbuat kebaikan dengan kualitas terbaik. Dalam pengelolaan keuangan publik, ihsan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengelola harta negara dengan efisiensi dan efektivitas yang tinggi, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh sebanyak mungkin masyarakat.

  • Tujuan Keuangan Publik Islam

Keuangan publik Islam bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umat, mewujudkan keadilan sosial, dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Prinsip-prinsip syariah seperti keadilan ('adl), transparansi (mnyah), dan akuntabilitas (mnah) menjadi dasar dalam pengelolaan keuangan negara. Prinsip ini memastikan bahwa kebijakan fiskal yang diambil oleh pemerintah tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi juga memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.

Dalam implementasinya, keuangan publik Islam juga menekankan pentingnya distribusi kekayaan yang adil. Sistem ini menghindari konsentrasi kekayaan pada kelompok tertentu dan mendorong redistribusi melalui instrumen seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Dengan demikian, kesenjangan ekonomi dapat diminimalkan, dan masyarakat yang kurang mampu dapat memperoleh akses yang lebih baik ke sumber daya ekonomi.

  • Instrumen Keuangan Syariah

Indonesia memiliki berbagai instrumen keuangan syariah yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengelolaan keuangan publik, seperti sukuk, zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Instrumen-instrumen ini tidak hanya bersifat sesuai syariah, tetapi juga memberikan alternatif pembiayaan yang lebih adil dan berkelanjutan dibandingkan dengan instrumen konvensional. Sukuk, misalnya, dapat digunakan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur tanpa melibatkan riba, sedangkan zakat dan wakaf dapat digunakan untuk program-program sosial yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat miskin.

Instrumen lainnya, seperti qard al-hasan, juga dapat digunakan untuk memberikan pinjaman tanpa bunga bagi individu atau komunitas yang membutuhkan. Dengan memanfaatkan instrumen-instrumen ini, pemerintah dapat menciptakan sistem keuangan yang lebih inklusif dan ramah terhadap masyarakat miskin.

Tantangan Implementasi Keuangan Publik Islam di Indonesia

  • Kelemahan Sistem

Sistem pengelolaan keuangan negara yang ada saat ini belum sepenuhnya mengakomodasi prinsip-prinsip syariah. Praktik-praktik seperti korupsi, ketidaktransparanan, dan penyalahgunaan wewenang masih sering terjadi. Hal ini menunjukkan perlunya reformasi menyeluruh dalam sistem keuangan negara agar sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Salah satu contoh kelemahan sistem adalah kurangnya pengawasan yang efektif terhadap penggunaan dana publik. Dalam keuangan Islam, pengawasan merupakan elemen penting untuk memastikan bahwa dana yang dikelola sesuai dengan tujuan syariah. Oleh karena itu, diperlukan lembaga pengawas yang independen dan kompeten untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara.

  • Kurangnya Sumber Daya Manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun