Mohon tunggu...
Resita Dewiningrum
Resita Dewiningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

Good Chance

Selanjutnya

Tutup

Money

Persiapkan Strategi, Hasil Laporan Risiko Global 2023 Buruk Mulai 2 Tahun Mendatang

12 Maret 2023   23:11 Diperbarui: 12 Maret 2023   23:12 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan data diatas yang didapatkan dari laporan hasil survey persepsi WEF, dapat dibagi menjadi dua kategori peringkat risiko berdasarkan dari tingkat keparahan yaitu 2 tahun mendatang dan juga 10 tahun mendatang. Pada tingkat paling atas yang akan mendominasi risiko global dalam periode waktu mulai 2 tahun mendatang adalah krisis biaya hidup. 

Tidak hanya itu dalam kurun waktu singkat dua tahun risiko global yang masuk dalam peringkat 10 paling banyak juga krisis lingkungan mulai dari bencana alam, cuaca ekstrim, kegagalan mitigasi perubahan iklim, dan juga krisis sumber daya alam. Setelah lingkungan, disusul oleh geopolitik yang menempati posisi ketiga, dan teknologi yang mana memuat kejahatan dunia maya. Semua itu masuk dalam kategori peringkat 10 risiko global dalam jangka waktu pendek.

Melihat dari data risiko global dalam jangka waktu pendek dapat dikatakan sebagai hal yang mengerikan. Mulai dari krisis biaya hidup, lingkungan, hingga sumber daya alam yang umumnya sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup masyarakat. Melihat peringkat risiko-risiko global dalam 2 tahun dan juga 10 tahun, maka dibawah ini terdapat prospek atau perjalanan global dalam jangka pendek (2 tahun) dan jangka panjang (10 tahun).

Image 4 by World Economic Forum, Global Risks Perception Survey 2022-2023
Image 4 by World Economic Forum, Global Risks Perception Survey 2022-2023

Pada data prospek global baik itu jangka pendek maupun jangka panjang dapat diambil sebuah pandangan dimana proses paling panjang dilalui yaitu pada langkah yang konsisten di seluruh ekonomi dan industry dengan berbagai guncangan yang menonjolkan lintasan yang berbeda. 

Dapat diartian bahwa proses tersebut merupakan proses dimana segala hambatan dunia global sudah mulai muncul baik itu dalam segi ekonomi maupun industry. Namun, dalam data tersebut proses yang dapat disebut sangat singkat yaitu pada saat memperbarui stabilitas dengan kebangkitan ketahanan global. 

Dapat diartikan itu adalah proses pertama yang mana dunia global akan mulai melakukan pencegahan dan stabilisasi dengan segala upaya ketahanan global. Pada proses ini yang cenderung sangat singkat seperti halnya pada prospek jangka pendek dimana hanya terdapat 2% dan jangka panjang 9%, seharusnya idealnya lingkungan global harus bisa melakukan pertahanan dengan minimal diatas 10% untuk proses pertama.

Kembali membahas mengenai data dimana dalam kurun waktu 2 tahun risiko global terbesar adalah krisis biaya hidup. Krisis biaya hidup ini dapat dianalisis bahwa ternyata sudah mulai muncul pada saat ini dengan adanya tekanan inflasi yang menabrak masyarakat-masyarakat global yang berkembang. Sebelum terjadinya pandemi Covid-19 pun dapat diketahui bahwa biaya kebutuhan pokok meningkat. Dapat dirumuskan dalam beberapa poin analisis, yaitu :

  • Pada tahun 2022 dapat diketahui bahwa biaya hidup semakin meningkat disamping terjadinya gangguan perdagangan energi dan makanan dari Rusia dan Ukraina. Bahkan dengan jumlah kurang lebih 30 negara melakukan pemberhentian ekspor makanan dan energy yang secara tidak langsung akan mendorong adanya inflasi global.
  • Pada saat terjadinya pengancaman oleh Rusia untuk menarik diri dari kesepakatan ekspor butir laut hitam juga membuat munculnya volatilitas yang cenderung signiikan dalam harga beberapa komoditas yang termasuk penting.
  • Gejolak peningkatan harga kebutuhan pokok secara signifikan yang melampaui inflasi umum selama ini. Bahkan dalam data indeks harga FAO telah mencapai level tertinggi.
  • Harga energy diprediksi akan tetap dalam presentase 46% yang mana lebih tinggi dalam perbandingan antara proyeksi Januari 2022 dengan rata-rata pada tahun 2023.
  • Kebijakan Covid-19 di China terjadi pelonggaran kebijakan yang mana dapat meningkatkan harga energy dan komoditas lainnya.

Krisis biaya hidup ini yang juga berkesinambungan dengan kelangkaan sumber daya alam dan harga komoditas yang tinggi dapat dilakukan sebuah kolaborasi global. Hal ini dapat diartikan sebagai sebuah kerja sama. Seperti yang diketahui bahwa setiap negara pasti memiliki sumber daya alam utama, atau dalam kata lain sumber daya alam tersebut memiliki cadangan yang paling besar daripada sumber daya alam lain yang ada di negara tersebut. Sehingga, dengan melakukan kerja sama bilateralism dapat membantu meringankan sedikit adanya kekurangan dari sebuah negara. 

Penerapan pasar bebas pun juga menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan dimana perdagangan tersebut saling menguntungkan dan tanpa dikomandoi oleh pemerintah. Di sebagian pasar, melakukan perubahan model bisnis yang bertujuan untuk mengurangi permintaan dan meningkatkan pemulihan potensi dan aktual logam dan mineral, dan juga sebagian melakukan pengurangan kesenjangan permintaan pasokan ke depan.

Dari hasil laporan risiko global 2023 yang dilakukan oleh WEF dan penjelasn yang telah dipaparkan diatas, dapat ditarik sebuah titik kesimpulan, yaitu laporan risiko global tersebut memiliki kemungkinan besar untuk terjadi, yang dapat diartikan terdapat kemungkinan kecil untuk tidak terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun