Mohon tunggu...
Resi
Resi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah menegah kejurusan

Akun saya hadir untuk membahas beberapa hal menarik yang beredar didalam negri

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Pemanfaatan limbah udang menjadi bahan masakan (terasi udang)

11 Januari 2025   20:53 Diperbarui: 12 Januari 2025   00:04 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah kamu bahwa makanan laut yang biasa kamu makan tidak sepenuhnya menjadi bahan konsumsi ,salah satunya adalah udang udang menjadi makanan laut yang umum dimakan oleh manusia tapi tahukah kamu bahwa kulit udang dan kepala dari idang tidak akan dikonsumsi meskipun kulit dan kepalanya ikut dimasak hal tersebut lah yang dimanakan limbah rumah tangga dan restoran karna restoran juga banyak yang menjadikan udang sebagai salah satu menu dalam daftar masakan yang menjadi hidanggan mereka terlebih lagi reatotan atau rumah makan yang menerapkan iya konsep seafood atau makanan khas laut 

Limbah kulit udang dan kepalanya hanya berakhir menjadi sampah tanpa ada penangganan lebih lanjut untuk dimanfaatkan hal itu lah yang juga menjadi sumbanggan sampah yang terus bertambah dari rumah tangga dan restoran meskipun jumlah nya tidak seberapa tapi juga memiliki dampak negatif bagi lingkunggan limbah hasil kulit dan kepala udang dalam bentuk mentah menghasilkan bau dan bakteri yang tidak baik bagi lingkunggan dan limbang kepala serta kulit udang dalam bentuk matang akan sulit terurai meskipun tidak sesulit plastik tapi akan lebih baik bila limbah tersebut dimanfaat kan dalam bentu hal yang bisa dimanfaatkan terlebih lagi apabila bisa dikonsumi lagi dalam bentuk yang lebih baik tanpa menambah limbah 

Tahukah kamu bahwa terasi ada  yang berasal dari udang, ya! Terasi udang,  tapi tahukah kamu bahwa terasi udang itu berasal dari kulit dan kepalanya saja? Dan tanpa ada campuran dagingnya janggan berpikir negatif terlebih dahulu proses pembuatan terasi dari udang yang hanya memanfaatkan kulit dan kepala telah dilakukan denggan sanggat foodgret tanpa ada unsur sampah meskipun kulit dan kepala udang termaksud dari limbah sisa makanan 

Proses pembuatan terasi udang " udang terlebih dahulu dipisahkan dari kulit dan kepalanya proses ini memang agak melelah kan terlebih lagi pemisahan udamg dari kepala memiliki resiko terluka akibat dari kepala udang yang memiliki bentuk tajam karna itulah kamu harus berhati hati dalam progres ini setelah udang dipisahkan dari kulit dan kepalanya dilakukan lah proses pencuciannya denggan cara dibilas dan direndam air bersih dan mengalir, setelah proses pembersihan selesai, dilakukan lah proses pengeringgan dan penghilanggan bakteri yaitu dijemur apabila kamu memiliki alat untuk mengeringkannya lebih baik mengunakan alat untuk menekan waktu dalam penjemurannya penjemuran memang memakan waktu agak alam untuk mendapatkan tekstur yang sanggat kering yaitu selama 3 hari, inggat untuk menyembunyikannya apabila memasuki waktu malam untuk meminimalisir kehilanggan akibat di curi kucing aja deh setelah dilakukan pengeringgan maka masuk ke proses penyanggray aan sampai kulit udang agak berubah warna tanpa ada campuran air atau minyak, setelah 4 proses itu selesai kulit dan kepala udang harus ditumbuk sampai hancur dan berubah warna agak kegelapan inggat hanya untuk ditumbuk atau dilumatkan denggan mesin yang bisa menghancurkannya bukan digiling atah di coper/belender setelah kulit dan kepala udang selesai dihancurkan dilakukan pencetakan dan dikeringkan kembali untuk memadatkan dan mendapatkan tekstur terasi yang cantik setelah itu terasi siap untuk menjadi bahan masakan 

Prosesnya memang memakan waktu tetapi lebih baik tanpa ada campuran bahan pengawet atau bumbu yang bersifaf negatif lainya  dan lebih memininalisir limbah dan daging dari sisa kulit dan kepala udang yang telah dipisahkan bisa diolah untuk masakan yang mungkin ada campuran terasi yang telah diolah 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun