JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASIÂ
Jurnal Refleksi Dwimingguan menggunakan Model 5: Connection, challenge, concept, change (4C). Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Model ini cocok untuk digunakan dalam merefleksikan materi pembelajaran. Ada beberapa pertanyaan kunci yang menjadi panduan dalam membuat refleksi model ini, yaitu Connection: Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak? , Challenge: Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini?, Concept: Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon  Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?, Change: Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?
1. Connection
Pada modul 2.1 saya mempelajari pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan paradigma pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu. Memenuhi kebutuhan murid merupakan inti dari pembelajaran diferensiasi yang sangat berkaitan erat dengan materi pada modul-modul sebelumnya. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan praktik dari pemahaman konsep pembelajaran yang berpusat pada anak yaitu pendidikan yang sesuai dengan kodrat anak. Syarat dilakukan pembelajaran berdiferensiasi guru harus mengenal murid atau kebutuhan belajar murid. Sebagai guru saya harus dapat mendiagnosa keadaaan murid seperti mengidentifikasi kesiapan belajar, minat serta profil belajarnya untuk kemudian dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat.
2. Challenge
Saya pikir pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dimana murid-murid diam dalam mendengarkan guru menyampaikan materi dan murid-murid mengerjakan tugas yang sama untuk dikumpulkan. Ternyata pembelajaran seperi itu bukanlah pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensi merupakan sebuah solusi dalam mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan berkualitas  serta sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi memberikan keleluasaan kepada murid untuk menumbuhkembangkan potensi dirinya karena pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat serta profil belajar murid.
Pembelajaran diferensiasi menjadi tantangan tersendiri bagi  saya dan bagi para guru yang sudah terbiasa mendesain pembelajaran sesuai dengan metode yang mereka anggap tepat padahal nyatanya tidak dapat mengembangkan potensi murid sehingga tujuan pembelajaranpun tidak tercapai secara maksimal. Hal tersebut menjadi tantangan bagi saya sebagai seorang guru penggerak untuk dapat  memberikan penguatan kepada rekan guru lainnya agar mampu membuka pandangannya untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada anak, yaitu pembelajaran yang memenuhi kebutuhan anak sehingga anak dapat mengembangkan potensi terbaik mereka
3. Concept
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat guru dengan berorientasi pada kebutuhan murid. Kebutuhan belajar murid terdiri dari kesiapan belajar, minat serta profil belajar murid (learning preferency).
Guru merespon kebutuhan belajar murid tersebut dengan menerapkan strategi  pembelajaran berdiferensiasi yaitu diferensisasi konten, proses dan produk. Guru menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar dengan menajemen kelas yang efektif. Pembelajaran berdiferensiasi memerlukan penilaian yang berkelanjutan