Keripik jagung biasanya adalah camilan di waktu senggang atau pengganjal lapar saat waktu makan terlewatkan karena kesibukan kerja, namun di Taiwan makanan ringan renyah sejenis bermerek 'Kuai Kuai' ternyata memiliki peran yang lebih signifikan: Menjaga mesin-mesin elektronik dari mulai ATM sampai menara transmisi radio agar kondisinya tetap prima (bbc.com, 16 April 2021).
Keripik jagung itu sebenarnya memiliki tiga varian; yaitu kemasan hijau rasa kelapa, kemasan kuning rasa lima rempah, dan kemasan merah rasa coklat. Namun yang sangat populer sebagai jimat keberuntungan untuk menjamin kelancaran perangkat elektronik adalah keripik kemasan hijau.
Kalangan luas di Taiwan meletakkan sekantong 'Kuai Kuai' hijau di sekitar mesin-mesin untuk perangkat teknologi bekerja dengan baik dan tidak rusak. Mereka meletakkannya di atas atau di dekat mesin vital di banyak laboratorium, bank, dan rumah sakit untuk memastikan berbagai peralatan elektronik yang digunakan berfungsi dengan baik.
Lantas bagaimana awalnya sehingga makanan ringan tersebut ditahbiskan menjadi jimat pelindung oleh masyarakat di negara berteknologi maju yang memasok sebagian besar semikonduktor dunia?
Konon, menurut Irene Liao yang merupakan manajer umum perusahaan 'Kuai Kuai', "Semua bermula dari seorang mahasiswa pascasarjana yang sedang mengerjakan tesis namun komputernya ngadat terus, sehingga dia berpikir mungkin komputernya butuh jimat."
Pilihan mahasiswa itu jatuh pada keripik 'Kuai Kuai' yang namanya secara harafiah dalam bahasa Mandarin berarti 'jadilah baik' ditambah asumsi umum masyarakat Taiwan bahwa warna hijau punya makna mirip lampu lintas yang jika menyala hijau artinya pengendara 'harus bergerak maju'. Maka keripik bungkus hijau pun akhirnya bertengger di atas komputer, "Hal berikutnya yang dia tahu, komputernya kembali bekerja dengan normal dan dia bisa menyelesaikan tesisnya tepat waktu." Lanjut Irene.
Cerita ajaib itupun selanjutnya menyebar deras dari mulut ke mulut melahirkan mitos yang akhirnya mengubah camilan anak-anak menjadi penjinak gangguan teknologi.
'Kuai Kuai' bungkus hijau kini bukan hanya digunakan untuk ATM, server kantor, dan mesin fotokopi, namun juga dimanfaatkan oleh rumah-rumah sakit di seluruh Taiwan untuk menjaga mesin penting seperti ventilator tetap berjalan..
'Kuai Kuai' bahkan dapat ditemukan di Academia Sinica, lembaga penelitian utama Taiwan. Ting Jen-Chieh, seorang peneliti yang berspesialisasi dalam psikologi sosial, menegaskan bahwa teknisi institut telah meletakkan 'Kuai Kuai' sejak 2002 dalam keadaan masih tersimpan di dalam dus-nya untuk mencegah serbuan hewan pengerat.
Begitu juga di stasiun transmisi Radio Komunitas Internasional Taipei . Lionel Leng, seorang insinyur, yang telah bekerja di sana sejak tahun 1990-an, tidak ingat kapan tradisi itu bermula dan entah siapa yang memulainya.
Tapi dia menyatakan mulai menggunakan jimat keripik itu karena dia pernah melihat orang lain seprofesinya juga melakukan itu, "Saya melihat apa yang mereka lakukan dengan bungkusan keripik itu dan saat saya menanyakannya, mereka akan berkata, 'oh itu Kuai Kuai', yang berarti 'dengarkan saya' atau 'patuhi', jadi mesin akan 'patuh' melaksanakan fungsinya tanpa rewel."(bbc.com, 16 April 2021).Â
Lucunya, menurut Lionel, keripik 'Kuai Kuai' tidak dapat digunakan sebagai jimat setelah tanggal kedaluwarsanya tiba. Oleh karena itu harus diganti dengan keripik baru yang baru sebanyak dua kali setahun, yaitu pada awal Tahun Baru Imlek (Februari) dan saat Festival Roh (Juli). Begitu juga, keripik yang dimaksudkan sebagai jimat sama sekali tidak boleh dimakan karena bisa memusnahkan kekuatannya sebagai pelindung mesin.
Sementara itu Irene Liao bersyukur bahwa  camilan warisan ayah dan kakeknya sangat dihargai oleh tenaga kerja Taiwan, terutama karena kepercayaan pada kekuatan keripik sebagai pengawal spiritual teknologi telah membantu perusahaannya bertahan.Â
"Ini satu-satunya tempat di dunia di mana merek makanan ringan bisa menjadi fenomena budaya. Saya tidak bisa melihat itu terjadi di tempat lain." Katanya dikutip bbc.com.
Selain itu meskipun dia menyadari bahwa hanya sebagian kecil dari keripik yang dibeli konsumen benar-benar dikonsumsi, namun dia tidak tergoda untuk merendahkan kualitas bahan yang digunakan untuk membuat Kuai Kuai karena, seperti yang dia katakan," (Keripik Kuai Kuai) Itu dimaksudkan untuk dimakan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H