Mohon tunggu...
WAHYUNI SU
WAHYUNI SU Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku, jurnalis web, penerjemah ('translator'), editor ... masih terus belajar tentang segala sesuatu

'... memegang teguh disiplin lahir dan batin,percaya pada diri sendiri, dan mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan'

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keripik Jagung, Jimat Pelindung Perangkat High Tech di Taiwan

18 April 2021   20:35 Diperbarui: 18 April 2021   21:02 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lucunya, menurut Lionel, keripik 'Kuai Kuai' tidak dapat digunakan sebagai jimat setelah tanggal kedaluwarsanya tiba. Oleh karena itu harus diganti dengan keripik baru yang baru sebanyak dua kali setahun, yaitu pada awal Tahun Baru Imlek (Februari) dan saat Festival Roh (Juli). Begitu juga, keripik yang dimaksudkan sebagai jimat sama sekali tidak boleh dimakan karena bisa memusnahkan kekuatannya sebagai pelindung mesin.

Sementara itu Irene Liao bersyukur bahwa  camilan warisan ayah dan kakeknya sangat dihargai oleh tenaga kerja Taiwan, terutama karena kepercayaan pada kekuatan keripik sebagai pengawal spiritual teknologi telah membantu perusahaannya bertahan. 

"Ini satu-satunya tempat di dunia di mana merek makanan ringan bisa menjadi fenomena budaya. Saya tidak bisa melihat itu terjadi di tempat lain." Katanya dikutip bbc.com.

Selain itu meskipun dia menyadari bahwa hanya sebagian kecil dari keripik yang dibeli konsumen benar-benar dikonsumsi, namun dia tidak tergoda untuk merendahkan kualitas bahan yang digunakan untuk membuat Kuai Kuai karena, seperti yang dia katakan," (Keripik Kuai Kuai) Itu dimaksudkan untuk dimakan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun