Mohon tunggu...
WAHYUNI SU
WAHYUNI SU Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku, jurnalis web, penerjemah ('translator'), editor ... masih terus belajar tentang segala sesuatu

'... memegang teguh disiplin lahir dan batin,percaya pada diri sendiri, dan mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan'

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mampukah Ratu Elizabeth II Bertahan Sepeninggal Pangeran Philip?

13 April 2021   10:03 Diperbarui: 13 April 2021   10:43 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalangan pakar kerajaan meyakini Ratu Elizabeth II tetap akan memimpin Kerajaan Inggris sebaik sebelum kematian suaminya (dok. The New York Times)

Ratu Elizabeth II dan mendiang suaminya Pangeran Philip telah menjalani masa pernikahan yang sangat panjang selama periode 1947-2021 atau hampir 74 tahun lamanya. Lantas apakah Ratu bisa bertahan secara fisik dan psikologis paska meninggalnya sang suami ?

Andy Langford, direktur klinis dari lembaga amal Cruse, mengutip deskripsi dalam novel Louis de Bernires berjudul 'Captain Corelli's Mandolin' tentang dua orang yang telah hidup bersama begitu lama sehingga mereka seperti dua pohon dengan akar terpisah tetapi cabang batangnya saling mengait (The Guardian, 11 April 2021).

"Ini (adalah hubungan yang) luar biasa, namun keterkejutan dan trauma ketika seseorang (diantara mereka) meninggal bisa sangat dirasa brutal oleh yang ditinggalkan . Kepala (logika) anda sudah paham dan mengantisipasi bahwa suatu saat akan kehilangan pasangan kita, namun apa yang dirasakan oleh hati saat itu terjadi adalah hal lain."Papar Andy.

Ketika dua orang telah berbagi kehidupan, maka kematian salah seorang bukan hanya sekedar hilangnya individu tetapi juga pola kehidupan bersama mereka, ritual sehari-hari, dan terkadang lingkaran sosial mereka. Efeknya pasti sangat menggaung di dalam jiwa, tidak terkecuali bagi figur Ratu Elizabeth II yang ditahbiskan sebagai figur pelindung dalam Perang Salib.

" ... sangat- sangat sedikit orang yang mengerti seperti apa hidupnya dan Ratu baru saja kehilangan salah satu dari mereka. Situasi duka sekaligus rasa sepi tapi mungkin lebih dalam lagi situasinya."Lanjut Andy.

Morgan Vine, kepala kebijakan di lembaga amal Independent Age, mengatakan pada The Guardian bahwa orang tua yang kehilangan pasangan sering kali memiliki masalah kesehatan sendiri, sehingga lebih sulit bagi mereka untuk bertemu dengan teman dan keluarga. Mereka yang (terbiasa) merawat pasangannya bisa saja mengalami kehilangan tujuan hidup."

"Komentar (yang dimaksudkan untuk bersimpati) seperti 'ya, dia sudah berhasil mencapai 99 tahun' justru bisa membuat pasangan yang masih hidup merasa seolah-olah mereka tidak boleh mengungkapkan rasa kehilangan mereka. Atau jika mereka merasa lega karena orang yang mereka cintai tidak lagi kesakitan atau menderita, mereka mungkin merasa bersalah atas kelegaan itu."Tambahnya.

Satu dari 10 lansia yang berduka sepeninggal pasangan mengalami "kesedihan yang rumit", suatu kondisi yang memiliki gejala mirip dengan gangguan stres pascatrauma. Akankah Ratu mengalami hal itu yang tentunya bisa mempengaruhi kualitas kepemimpinannya di Kerajaan Inggris ?

Spekulasi bahwa kematian Pangeran Philip bisa mendorong Ratu untuk turun tahta dibantah keras oleh kalangan pakar kerajaan.

 "Salah satu alasan utama mengapa Ratu sama sekali tidak akan turun tahta tidak seperti raja Eropa lainnya karena dia adalah Ratu yang diurapi (ritual pemberkatan kristiani megusapkan minyak di kepala bagi mereka yang menduduki jabatan khusus,-pen.)."Kata sejarawan kerajaan Hugo Vickers pada The Guardian, mengacu pada pakta yang dibuat Ratu dengan Tuhan saat penobatannya. "Dan jika anda adalah Ratu yang diurapi, maka anda tidak akan turun tahta."

Sementara Joe Little, redaktur pelaksana Majesty Magazine, mengatakan,"Saya tetap berpendapat bahwa, meskipun kehilangan Pangeran Philip menghancurkan dirinya secara pribadi, (namun ) saya tidak berpikir itu akan berdampak pada perannya sebagai ratu. Saya menduga (kepemimpinan yang biasa dijalankan Ratu) itu akan berlanjut terus seperti yang diperlihatkannya dalam beberapa tahun terakhir."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun