Dalam pengertian berikutnya tentang kasih juga kita bisa belajar tentang apa yang harus jadi konsumsi pribadi kita dengan pasangan, tidak malah kita umbar ke orang lain yang juga sering jadi pemicu perselisihan, juga bagaimana supaya kita bisa saling memiliki kepercayaan, membangun harapan bersama, dan bagaimana bisa melalui setiap masalah Bersama pasangan dengan saling mendukung, bukan saling menyalahkan.
Semakin jelas bahwa ketika seseorang, atau semua pihak bisa menerapkan kasih dalam kehidupannya, terutama kehidupan berelasinya, atau kehidupan dalam berumah tangganya, kemungkinan masalah yang seharusnya tidak jadi perlu terjadi, Â "pertengkaran" yang berlebihan, sangat bisa dihindari dan tentu saja tidak kekerasan dalam berelasi juga pada akhirnya bisa dihindari.
Jadi maukah kita semua, baik kita yang sedang tidak berpasangan, mencari pasangan, maupun yang sedang berusaha dan dalam tahap menjalin relasi, dan tentu saja kita yang sudah terikat dalam ikatan rumah tangga untuk menerapkan kasih dalam kehidupan kita? Menerapkan kasih dalam kehidupan berelasi kita? Maukah kita untuk bisa hidup dengan KDRT tetapi bukan dalam arti kekerasan dalam rumah tangga, melainkan hidup dengan kasih dalam rumah tangga?
Semoga Tulisan ini bisa menjadi refleksi bagi penulis sendiri dan anda semua yang membacanya untuk dapat mempersiapkan maupun menjalani relasi dengan bekal yang lebih baik dan lebih siap lagi, sehingga angka kekerasan dalam rumah tangga dalam masyarakat kita semakin bisa ditekan. Meskipun konsep yang penulis jabarkan disini berasal dari salah satu kepercayaan tertentu, tetapi penulis yakin konsep ini sangat relevan, dan sangat bisa diterapkan bagi semua kalangan tanpa harus melihat golongan.Â
Salam damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H