Mohon tunggu...
Resi Aji Mada
Resi Aji Mada Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan pribadi

Pernah menjalani pendidikan bidang studi Administrasi Negara di perguruan tinggi negeri di kota Surakarta. Pemerhati isu-isu sosial, politik, dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

KDRT: Kasih Dalam Rumah Tangga

8 Februari 2023   17:00 Diperbarui: 8 Februari 2023   17:33 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi mereka yang harus berangkat secara mendadak, lebih besar kemungkinan ditengah jalan akan mengalami hambatan, entah itu barang tertinggal yang seharusnya dibawa, sampai mungkin bisa saja tersesat karena tidak mempersiapkan rute dan rencana perjalanan secara matang.

Balik lagi ke pembahasan. Relasi yang terbentuk dengan baik, melalui persiapan-persiapan matang, dengan kemantapan hati dan tentu saja didasari akan cinta kasih, penulis yakin kemungkinan dalam perjalanan hubungannya akan menghadapi hambatan terutama terkait kekerasan akan lebih kecil, bahkan tidak terjadi. Kasih menjadi syarat penting yang harus dimiliki kedua belah pihak untuk membangun relasi.

Penulis akan berbagi sedikit bagaimana sebuah "kasih" diartikan dan dihidupi. Arti "kasih" ini berasal dari kutipan ayat dalam Alkitab, namun penulis yakin kita semua bakal setuju dengan nilai-nilai ini (apapun kepercayaan anda). Kutipannya demikian:

"kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."

Penulis yakin dalam kepercayaan lainnya, bagaimana kasih diartikan juga hampir sama, meskipun dengan Bahasa-bahasa yang sedikit (atau banyak) berbeda, tetapi secara prinsip penulis yakin pasti sama atau serupa. Melalui pengertian "kasih" yang penulis kutip diatas, jika kita merefleksikannya dengan baik kalimat per kalimat, dan ketika hal-hal itu diterapkan dalam hubungan, hampir tidak ada alasan seseorang harus dan sampai melakukan kekerasan terutama terhadap pasangan dan atau keluarganya.

Mari kita bedah sedikit dari pengertian kasih diatas dan menghubungkannya dengan kenapa kekerasan dalam rumah tangga bisa dihindari. Dalam kalimat yang pertama, kita mendapati bahwa ketika orang hidup dengan kasih, ia akan memiliki kesabaran, kemurahan hati, dan tidak cemburuan. Bukankah setidaknya dua dari tiga hal ini yang sering sekali jadi awal dari terjadinya kekerasan? Ketika orang tidak memiliki kesabaran dalam menghadapi masalah, perbedaan pendapat kecil dengan pasangan bisa jadi masalah besar. Pun juga sering terjadi karena ada kecemburuan yang berlebih kepada pasangan yang mungkin sebenarnya tidak melakukan apa-apa, terlalu overthinking kalau bahasa kerennya.

Dalam kalimat kedua dan ketiga tentang pengertian kasih, orang yang hidup dalam kasih sudah semestinya tidak memegahkan diri, tetap rendah hati (tidak sombong), menjadi orang yang sopan dan tidak akan berusaha menang sendiri. Ini juga sering jadi "minyak" dalam hubungan yang memicu api perselisihan, bahkan bisa melibatkan pihak lain seperti tetangga. 

Kesombongan dan sifat yang selalu ingin dominan kepada pasangan sering kali membuat hal-hal yang dilakukan pasangan (yang pikirnya seharusnya dia yang melakukannya) bukan dianggap sebagai bantuan tetapi malah menjadi kesalahan bagi pasangannya, merasa kewenangannya dilangkahi dan berujung dalam pertengkaran.

Kalimat berikutnya dikatakan orang yang hidup dalam kasih tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain (pendendam). Yang harus penulis garis bawahi disini adalah kata "pemarah". Tidak menjadi pemarah bukan berarti sama sekali tidak boleh marah ya. 

Marah ketika menemukan hal yang menyimpang dari pasangan adalah wajar dan itu merupakan sebuah bentuk peringatan dan perhatian kepada pasangan untuk tidak semakin terjerumus dalam penyimpangannya. Tetapi menjadi pemarah berarti ketika sedikit-sedikit marah hanya karena menemukan hal-hal yang tidak sesuai kemauan atau ekspektasi dia.

Kemarahan berlebihan jelas jadi jalan awal masuknya tindak kekerasan. Ditambah lagi jika menjadi orang yang pendendam, satu hal yang terjadi bisa menjadi permasalahan berkali-kali karena terus menerus diungkit dan bisa jadi tindak kekerasan berulang karena "kekecewaan" berulang, meskipun sumber masalahnya hanya terjadi sekali. Karena tidak pernah bisa memaafkan, dia hanya akan berkutat pada masalah yang sama terus menerus, sia-sia kan ya waktu hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun