Kalau sudah begini, apakah revolusi akhlak masih layak diemban oleh orang dan kelompok yang sama? Atau mereka harusnya belajar dan mulai menerapkan dulu didalam diri dan kehidupan mereka sendiri, sebelum nantinya mereka mengajarkannya kepada masyarkat.
Bagi penulis, revolusi akhlak tidak akan dinikmati oleh bangsa Indonesia dalam waktu dekat ini, atau setidaknya revolusi itu tidak akan berasal dari kelompok yang saat ini terus menerus menggembar-gemborkannya.
Dari semua sorotan masyarakat selama ini, yang jadi masalah bukan karena HRS dan pengikutnya tidak diperlakukan adil. Tetapi bangsa Indonesia dan seluruh komponen bangsa berhak menuntut dan berharap perilaku, pola pikir yang lebih baik dari pihak-pihak yang menyatakan diri menjadi promotor revolusi akhlak.
Atau kalau mau diperlakukan adil, seharusnya mereka menganggap diri mereka sendiri sebagai warga biasa, sama-sama orang berdosa dan tak perlu merasa lebih baik dan paling benar dibanding yang lain. Tak perlu sok-sokan ingin merevolusi akhlak bangsa. Tetap harus patuh pada aparat dan aturan, sama seperti yang lain. Dan yang pasti terus membenahi diri.
Salam damai.