Mohon tunggu...
Resi Aji Mada
Resi Aji Mada Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan pribadi

Pernah menjalani pendidikan bidang studi Administrasi Negara di perguruan tinggi negeri di kota Surakarta. Pemerhati isu-isu sosial, politik, dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Orangtua dan Anak Bertukar Peran

31 Oktober 2020   16:00 Diperbarui: 1 November 2020   08:21 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Emma Bauso dari Pexels

Ayah dan ibunya cuma bisa mlongo sambil berusaha nahan gemes karena ekspresi dari anak perempuannya, yasudah balik baca kompasiana lagi. Role play berlanjut, 3 jam berlalu, sekitar jam 11 siang si anak laki-laki masuk rumah dengan raut muka yang kelihatan capek banget padahal gatau juga hasil beres-beresnya diluar gimana, apakah lebih beres atau malah tambah hancur (gaperlu dipikirin). 

Ibu tiba-tiba ngomong sama anak perempuannya, "makan siang masak mie aja yang gampang, kan udah pernah ibu ajarin masak mie".

Anak perempuannya kaget. Baru saja selesai beres-beres rumah sudah harus siapin makan siang. Akhirnya anaknya ngomong ke ibunya, "Kalo gitu ibu beli mie dulu diwarung sana, sama sekalian telur dah meh habis, abis itu tak masakin"

Si ibu cuman mikir kok malah aku disuruh, tapi ya dilakuin karna tau sedang berperan jadi anak. Pergilah ibunya ke warung. Sementara nunggu jam makan siang karena capek main hp, sang ayah ngajak anak lakinya untuk main monopoli. Tapi sang anak menolak dengan ngomong, "nanti atau besok-besok saja, capek abis kerja".

Yasudah mau gimana lagi, ayah pun memaklumi sambil teringat kalau dia sendiri sering ngeluarin kata-kata itu. Sang ibu ketika jalan balik dari warung ketemu sama tetangganya yang tanya, "Tumben mbak siang-siang ke warung sendiri, biasanya nak wedok (anak perempuan) yang disuruh, lagi pergi ya anaknya?" Ibu pun akhirnya berhenti dulu sambil cerita tentang keluarganya yang coba tantangan dari kompasiana untuk roleplay bertukar peran . 

Ditengah-tengah cerita, anak perempuannya yang ga sabar nunggu coba lihat keluar dan menemukan ibunya sedang ngobrol dengan tetangga. Dia pun segera memanggil ibunya, dan ketika ibunya sampai rumah si anak sembari agak kesal ngomong, "kalau disuruh itu diberesin dulu baru pergi main." Sang ibu cuma bisa ketawa kecil, dan pada akhirnya anak perempuan dibantu ibunya memasak mie untuk makan siang bersama. 

Setelah makan siang karena mereka berempat cukup lelah terutama kedua anaknya (sebenernya penulis yang capek ngetik), mereka memutuskan untuk menyudahi pertukaran peran mereka kemudian tidur siang sembari punya rencana nanti malam untuk pergi makan malam diluar.

Sang anak yang pada awalnya beranggapan sebagai orang tua enak dengan punya kewenangan dan kuasa untuk mengatur ternyata sadar kalau tanggung jawab dan bebannya kerjanya cukup berat dan melelahkan.

Sedangkan ayah dan ibu yang kadang kala punya anggapan bahwa tugas anak lebih sepele, belajar dan bermain sehingga kadang pula membebani dengan tuntutan berlebih terhadap anak dengan argumen-argumen bagaimana dulu orang tua pernah mengalami, ternyata menyadari juga kalau anak mesti berjuang menghadapi kebosanan dan tuntutan orang tua serta perlu diberi ruang (bukan sepenuhnya juga) untuk memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang ingin dilakukan termasuk juga mengenai masa depannya. 

Akhirnya, tantangan dari kompasiana berhasil dilakukan, walaupun cuma setengah hari dan semua yang terlibat mendapatkan pelajaran tentang menghargai hak dan tanggung jawab serta tugas masing-masing dalam rumah tangga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun