Mohon tunggu...
Resi Kartika Prasasti Noer
Resi Kartika Prasasti Noer Mohon Tunggu... Full Time Blogger - UIN Maulana Malik Ibrahim,MALANG

Kunci Kesuksesan Adalah Belajar Walau Hanya Selembar Buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aspek Bahasa Anak

4 April 2021   09:40 Diperbarui: 4 April 2021   09:45 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa merupakan alat komunikasi yang diperoleh oleh manusia sejak lahir. Berarti kita sudah tidak asing lagi dong kalau mendengar kata bahasa. Saat kita mendengar kata bahasa pasti di pikiran kita sudah membentuk suatu skema bahwa dengan kita menguasai suatu bahasa kita bisa berkomunikasi dengan orang lain. Tapi bahasa bukan hanya satu yang ada di dunia bukan hanya bahasa internasional tetapi bahasa yang ada di dalam indonesiapun itu bermacam-macam tetapi kita dipersatukan oleh satu bahasa untuk berkomunikasi yaitu bahasa Indonesia.

ternyata kita sudah memperoleh bahasa Indonesia itu sejak dini lho bahasa yang pertama kali kita kenal yaitu adalah bahasa ibu. Loh ko bahasa ibu? Itu bahasa apa?? Jadi bahasa ibu itu bahasa yang dihasilkan melalui interaksi yang kita alami sejak dini mulai dari berinteraksi dengan keluarga, masyarakat yang ada di lingkungan sekitar yang tanpa kita sadari kita merekam semua hal yang kita lihat,  yang kita dengar lalu kita mulai menirukan apa yang orang lain katakan. 

Pernahkah kalian berpikir warna hati itu seperti apa? Dan dari mana kalian mengetahui bahwa hati itu berwarna merah yang melambangkan cinta? Padahal kita tidak pernah sama sekali melihat apa itu hati, tapi karena seiring perkembangan kita atas interaksi yang kita dapat dari mulut ke mulut menyatakan bahwa hati itu berwarna merah yang menandakan cinta. Dari situ kita bisa mengetahui hal-hal yang awalnya kita tidak mengetahui tapi karena adanya interaksi yang yang terjadi pada kita dan semua orang mengatakan bahwa hati itu berwarna merah yaudah kita juga mengikutinya dan semua orang menganggap bahwa warna hati itu berwarna merahh dan hati melambangkan cinta.Cinta dalam hal ini bisa dibeikan kepada sahabat, teman,sodara, keluarga, dan orang terdekat.

wahhhh ternyata kita sudah mengetahui bahasa yang abstrak sejak dini ya guys karena itu pentingnya beradaptasi dengan beradaptasi kita dapat pengetahuan baru, soo perbanyak teman buat kalian yang sudah beranjak deawa yaaa:)

lalu apakah kalian tau aspek bahasa anak apa aja ?? loh anak juga ada spek bahasanya? Tentunya ada dong guys, mau tau? silahkan disimak yaaaa

Aspek bahasa anak terdiri dari 3 yaitu: Tata bahasa (pembentukan frasa), Makna (Penggunaan kata-kata dan morfem), dan  Bunyi (Memproduksi fonem)

  • Bunyi (Memproduksi fonem)

Dalam berbahasa fonetik ini merupakan suatu sistem berupa bunyi sehingga berbentuk tatanan yang dapat dimaknai. Dari bunyi-bunyi yang sering kita dengar di lingkungan sekitar ataupun keluarga itu bisa jadi sumber pengetahuan yang dapat membantu kita untuk dapat bisa berbahasa. Aspek ini bisa dikatakan titik perhatian kita terhadap dunia perkembangan serta pembelajaran bagi anak karena aspek ini sudah dapat terlihat pada saat usia bayi itu sekitaran 0-1 tahun. Pada usia tersebut anak sudah mulai melakukan tindakan respon saat mereka mulai dipanggil namanya, dia menirukan apa yang dibicarakan oleh orang tuanya ataupun orang lain, memproduksi bunyi-bunyian dalam artian agar bisa berbicara walaupun belum jelas atau belum mengandung suatu makna karena memang masih tahap pembelajaran jadi hal ini wajar bagi anak yang usianya masih terbilang usia bayi. Itu pada saat masih bayi tetapi jika anak sudah mulai beranjak usia yang sudah mencapai cukup tinggi atau lebih tinggi dari sebelumnya  anak sudah bisa dapat membunyikan fonem vokal serta konsonan walaupun tidak ada makna atau pun sudah bermakna. Anak juga sudah dapat membedakan antara bunyi p, b,t, d yang mana hal itu sudah mulai berkembang.

Anak sudah dapat mempelajari serta membunyikan rangkaian fonem vokal yang secara beruntun atau berulang-ulang seperti 'a a a a', 'uuuuu', 'uuuuuiiiii', . Menggabungkan setiap bunyi fonem vokal dan konsonan seperti 'emm', 'yaa', 'maaaa', 'paaa', dan masih banyak lagi. Tahapan ini disebut juga tahapan cooing. Awalnya anak itu belum dapat mengeluarkan bunyi bunyi yang non fonemik belum jelas ditangkap oleh indera pendengaran. Lalu terus berjalan maka anak sudah dapat membunyikan fonem vokal tunggal atau yang sudah saya sebutkan di awal yang bunyinya itu secara berulang-ulang lalu mulai lagi bertambah panjang vokal yang sudah diproduksi. Setelah anak sudah dapat memproduksi bunyi vokal tunggal yang dia dapatkan dari lingkungan sekitar akhirnya anak memodifikasi kembali dengan menggabungkan beberapa vokal yang pada akhirnya anak sudah dapat membentuk suku kata hal ini disebut tahapan publing. Publing inilah yang akan menjadi dasar pembelajaran berbicara karena sudah mulai jelas dalam mengucapkan serta sudah mengarah ke bahasa yang bermakna.

  •  Makna (Penggunaan kata-kata dan morfem)

Aspek ini bisa dikatakan aspek yang penting untuk kita perhatikan karena saat anak sudah mampu memproduksi bunyi-bunyi atau simbol-simbol bahasa maka hasilnya itulah yang kita sebut makna dan perlulah dimaknai. jika anak ingin mengatakan sesuatu pasti dia akan mengekspresikan dalam bentuk bahasa, dalam bentuk bahasa inilah yang hendak anak ingin sampaikan kepada orang tuanya sebab itulah mengapa aspek semantik ini menjadi hal yang terpenting dalam perkembangan bahasa anak. jika bahasa anak tidak memiliki makna maka juga kita yang akan kesulitan untuk memahami apa mau anak.  

           Dalam pemaknaan ada 3 bentuk itu bentuk penyempitan makna, perluasan makna atau generalisasi berlebihan, pengelompokan kata atau Medan dan generalisasi.
1. Penyempitan makna
Bentuk ini ketika anak ingin hendak menyebutkan suatu nama atau objek tetapi dia tidak langsung menyebutkan nama objek tersebut melainkan dia menyebutkan melalui simbol bunyi yang memiliki makna. Contohnya saat anak ingin menyebutkan kucing,dia tidak langsung menyebutkan namanya kalau hewan itu kucing tetapi melalui perantara suara yang didengar yaitu 'meow-meow', dari sini kita sudah mengetahui  "Oh ternyata dia memberitahu kita kalau di sana ada kucing" , contoh lainnya anak ingin jalan-jalan menggunakan motor dia menyampaikan kepada orang tuanya melalui suara yang bermakna yaitu 'ngeng-ngeng', sehingga orang tua paham oh dia pengen naik motor. Itulah pemaknaan dalam bentuk sempit pada anak.

2. Bentuk perluasan makna atau generalisasi berlebihan
Dalam bentuk ini anak udah tidak menyebutkan objek dengan perantara suara tetapi dia menganggap segala objek yang memiliki keserupaan maka itu memiliki sebutan yang sama. Contoh nasi, bagi anak nasi iya tetap nasi maudi bagaimanapun itu tetap nasi karena bentuknya sama dia belum mengetahui ini nasi putih, ini nasi kuning, ini nasi goreng. Anak belum mengetahui itu karena mereka berfikir bentuknya itu menyerupai sehingga dalam otak dia mengkonsepkan bahwa itu nasi ya nasi Maudi gimanapun tetap itu nasi. Seiring anak juga mulai mengelompokkan makna yang disebut medan semantik. Bentuk pemaknaan ini terjadi karena anak sudah dapat menguasai kata-kata yang memiliki keberagaman makna, yang menghasilkan anak sudah mulai menguasai lebih banyak istilah kata, dari istilah inilah maka terjadi pengelompokan makna. Ia membuat anak mempelajari juga jenis-jenis makanan. Jadi ketika anak sudah mengetahui jenis-jenis makanan anak sudah tidak mengatakan itu nasi saja tetapi anak sudah mulai mengetahui bahwa ada yang namanya nasi goreng, nasi kuning, nasi liwet, dan saat anak ingin makan pun mereka sudah bisa menyebutkan namanya masing-masing.

3. Bentuk pemaknaan generalisasi
Pada bentuk ini anak sudah mampu menyebutkan serta menyatakan kesamaan dalam suatu objek yang dipandang dari sudut pandang orang lain atau bisa dikatakan memiliki perbedaan dalam bentuk fisik. Anak sudah mampu membedakan setiap jenis objek misalnya ikan anak akan menyebutkan ikan yang warna emas itu ikan emas, ikan kecil dan memiliki corak yang berwarna menarik itu disebut ikan cupang, ikan yang berkumis disebut ikan lele atau ikan patin yang mana binatang itu tetap hewan yang namanya ikan cuma memiliki jenis ikan yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun