Alasan Cak Nur Merumuskan NDP
Ada beberapa alasan Cak Nur merumuskan NDP yang nantinya akan dijadikan sebagai landasan gerakan HMI adalah Iri terhadap PKI yang memiliki buku saku dari Hos Tjokroaminoto, Belum ada panduan resmi untuk HMI, Untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab moral Cak Nur sebagai Ketua Umum PB HMI dalam membenahi arah pergerakan organisasi HMI. NDP ini merupakan buah hasil perjalan spiritual Cak Nur selama beliau menempuh pendidikan di barat yang terkenal dengan liberalisme dan timur yang penuh dengan pemikiran radikalisme. HMI sebagai organisasi pergerakan yang bernafaskan islam tentunya perlu memiliki pedoman yang ideal untuk menempuh visi agung HMI sebagai organisasi civil society. Selain Cak Nur ada dua tokoh lain yang ikut membantu Cak Nur dalam merumuskan NDP yaitu, Sakib Mahbub dan Endang Saepudin Ansori.
Tantangan, kebaruan dan kontroversi NDP di Era Suharto dan Setelahnya
Pada Kongres ke-10 di Palembang tahun 1971, naskah NDP (Nilai Dasar Perjuangan) resmi disahkan. Namun, di era Suharto, NDP menghadapi tantangan karena harus menyesuaikan dengan Pancasila, sehingga namanya diubah menjadi NIK (Nilai Identitas Kader). Setelah jatuhnya Suharto, pada Kongres ke-22 tahun 1999, NDP kembali diadopsi.
Pada tahun 2001, Andito mengusulkan draft baru untuk NDP yang dianggap terlalu rumit oleh Cak Nur, menyebabkan banyak cabang organisasi bingung. Rekonstruksi NDP akhirnya disahkan di Graha Insan Cita. Pada Kongres ke-23 tahun 2003 dan Kongres ke-24 tahun 2004, NDP kembali disahkan.
Namun, cabang Makassar yang dipimpin oleh Arianto, dan dikawal oleh delapan orang lainnya, merumuskan NDP baru yang mengandung ajaran Syiah. Pada akhirnya, pada Kongres ke-27 tahun 2010, NDP dikembalikan ke konsep asli yang dirumuskan oleh Cak Nur.
Pengaruh Cak Nur dalam Perjalanan HMI
Cak Nur telah menempuh perjalanan panjang dengan membawa gagasan yang mengubah arah HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Dedikasinya tercermin dalam usahanya merumuskan nilai-nilai dasar yang relevan bagi umat Islam. Perjalanan Cak Nur penuh dengan pertemuan penting dan pengalaman berharga yang membentuk pemikirannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H