3 Dampak Naiknya PPN Bagi Masyarakat
1. Harga Barang Naik
Meskipun pemerintah menyebutkan bahwa hanya "barang mewah" saja yang dikenakan kenaikan PPN ini, namun nyatanya banyak sekali bahan pokok dan sembako yang terhitung sebagai "barang mewah". Hal tersebut tentu saja membuat harga yang akan dibeli oleh konsumen dapat naik dua kali lipat dibanding harga sebelumnya dikarenakan naiknya harga bahan baku untuk membuat sesuatu. Makanan dengan harga ramah di kantong seperti ayam geprek + nasi seharga 10 ribu rupiah, nasi campur 5 ribu rupiah, atau mie instan penyelamat hidup di akhir bulan bisa saja hilang karena naiknya harga bahan baku.
Kabar buruk bagi teman teman pecinta hiburan seperti film dan musik karena selain makanan dan minuman, harga aplikasi streaming musik dan film akan naik juga per 1 Januari 2025.
2. Daya Beli Masyarakat Menurun
Harga barang barang yang naik tentu saja dapat melemahkan daya beli Masyarakat. Dengan gaji yang segitu-segitu saja, Masyarakat pasti akan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan lebih berhemat lagi untuk dapat survive di kondisi perekonomian sekarang.
Analis kebijakan ekonomi APINDO, Ajib Hamdani, menjelaskan bahwa, "PPN itu adalah pajak akhir yang dikenakan pada seluruh pengguna, pajak akhir yang dikenakan pada seluruh masyarakat. Ini tidak dikenakan bagi para pengusaha, para pengusaha dapat impact negatif secara tidak langsungnya, yaitu jika daya beli Masyarakat turun, volume produksi barang dan jasa akan cenderung turun. Tapi yang lebih merasakan dampak atas kenaikan PPN itu dalam hal ini adalah Masyarakat."
3. Terjadinya PHK masal
Kenaikan PPN ini adalah sebuah siklus mematikan yang bukan hanya akan dirasakan rakyat kecil, tetapi juga akan dirasakan oleh Perusahaan.
Seperti yang sudah di bahas di poin sebelumnya, kenaikan PPN akan memukul daya beli masyarakat, yang pada akhirnya memaksa perusahaan untuk melakukan penyesuaian operasional. Salah satu langkah yang akan diambil pelaku usaha adalah pengurangan tenaga kerja.
Pengurangan tenaga kerja dapat berarti semakin sedikitnya lapangan kerja yang akan tersedia atau terjadinya PHK masal di Perusahaan atau agensi agar dapat bertahan di kondisi sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H