Mohon tunggu...
Resha Latifah
Resha Latifah Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan ibu ibu komplek

Bekerja itu ibadah, jadi tetap semangat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kali Ini Siapa yang Harus Bangkit?

20 Mei 2020   20:23 Diperbarui: 20 Mei 2020   20:26 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari kebangkitan Nasional 2020 hari ini,

Tercetus dari Pergerakan Pemuda STOVIAT, Tahun1908, kemudian menggerakkan berbagai gerakan kepemudaan dengan bergaam unsur. Baik berifat sosial maupun politis.

Budi Utomo, cikal bakal pergerakan negeri ini Bangkit, Bergerak dan seperti air bah menyapu memajukan.

Jangan pernah lupa akan sejarah karena bangsa yang besar adalah yang mengingat sejarah nya bukan hanya sekedar kenangan tapi banyak makna dan pelajaran dapat diambil.

Saya hanya bisa merangkai kata, bolehlah dianggap puisi.

Hari Kebangkitan Nasional Hari Ini, Setelah Berbuka di kala Isya.

Apakah 112 tahun silam sama seperti hari ini, Rakyat mesti bangkit!

Tapi siapakah Rakyat? Saya, anda dia atau mereka?

Yang sedang duduk dirumah atau berjubelan menjelajahi swalayan dan toko toko baju?

Siapakah Rakyat? 

Apakah mereka yang disebut wakil Rakyat atau orang orang yang memerintah hasil menusuk gambar? 

Siapakah Rakyat?

Apakah mereka yang masih duduk dirumah karena kehilangan pekerjaan?

Apakah mereka yang masih masuk bekerja?

Bekerja di tempat yang lumrahnya boleh Bu!

Atau bekerja sekedar mencari penyambung hidup? Sekedar makan hari ini.

Siapakah yang harus berdiri diatas kaki sendiri?

Apakah mereka yang disebut elit politik atau elit global? Atau apalah apalah yang berdiam dibalik rakyat?

Siapakah yang mesti berjuang?

Orang yang katanya tidak bisa beli makan tapi malah pergi ke pasar sekedar memperpanas diri di hati raya?

Siapakah yang benar benar merugi?

Mereka yang mati Matian tinggal diruamah, yang membatasi diri dari hari haribsemaraknya 

Siapakah yang perlu bangkit?

Saya, kamu dia mereka semuanya. 

Saya lelah dengan keadaan yang tidak pasti ini tapi tidak pernah semual dengan keadaan yang hertumpanh tindih.

"Kata basa Sunda mah lieur"

Apakah pintu Taubat masih dibuka diRamadaha tahun ini?

Tentu masih masih lebar karena kuota kuota dari doa orang orang yang berduka dan illas sesuai syarat dan ketentuan akan lebih didahulukan.

Mungkin demikian , saya rasa begitu bisa jadi.

Karena sekarang Rakyat sedang teraniaaya

Semoga doanya terkabul.Doa yang baik baik yang menyempurnakan ibadah di bulan suci ini.

Apakah Ramadhan ini masih penuh keberkahan? Tentu masih, didunia ini masih penuh orang baik. Baik yang terang terang terangan ataupun yang gelap gelapan..

Baik yang ditranfer atau diabadikan dalam gambar penuh warna. Atau tulisan tulisan di halaman halaman online.

Ya tidak perlu beli baju, tidak perlu makan daging secukupnya saja. Seadanya. 

Karena Hari raya ini lebih intim dengan Pencipta. Setelah iktiar selama sebulan penuh setalah berjuang dan berharap.

Terima kasih untuk semua yang tetap dirumah.

Terima kasih untuk semua yang bertugas di bidangnya.

Mari sama sama bangkit dan bergerak dengan diam dirumah, tidak mudik dan jaga jarak.

Tetap sehat dan rajin cuci tangan dalam keadaan sebenar benarnya.

Karena Lebaran Sebentar Lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun