Patah tumbuh hilang berganti. Seperti itulah kisah perjalanan hidup si anak rantau. Mulai dari lingkungan, teman, bahasa, makanan, hingga keluarga. Namun siapa sangka, tempat dimana dia dibesarkan selalu terjaga penuh dengan cinta. Akan ada banyak hal yang pasti terindukan oleh si anak rantau. Tak terkecuali makanan khas daerahnya.
Salah satu makanan khas yang menjadi banyak perbincangan dan kebanggan adalah makanan unik berasal dari satu kota yang terletak di jalur pantai utara Jawa Tengah. Renyah, lembut, dan kenyal. Ya dialah si kuning tahu aci. Tahu aci merupakan salah satu makanan khas dari Kabupaten Tegal yang masih tetap eksis ditengah banyaknya makanan hits. Terbuat dari tahu kuning pilihan khas kota Tegal yang dipotong menjadi dua dengan bentuk diagonal. Makanan ini mampu menarik perhatian masyarakat luas dari berbagai macam wilayah di Indonesia.
Meskipun kini telah banyak pedagang di daerah lain yang menjualnya, namun yang berada di kota asli tetaplah menjadi pemenang di hati. Tersebar diberbagai sudut di kota Tegal, tahu aci memiliki beberapa macam julukan khususnya dari para pengunjung yang berasal dari luar daerah Tegal diantaranya adalah Tahu Tegal, dan Tahu Kuping.
Secara fisik tahu yang digunakan untuk membuatnya tidak jauh berbeda dengan tahu kuning biasa. Namun faktanya, tahu kuning tersebut bisa lebih mudah merekat dengan adonan aci. Rasa tahu inipun tidak jauh berbeda. Hal menarik pada makanan ini adalah perpaduan antara tahu dengan aci yang digunakan. Adonan aci tersebut terbuat dari tepung kanji dan beberapa bumbu rempah-rempah pilihan dengan taburan manis daun kucai yang direkatkan pada potongan tahu.
Salah satu pedagang tahu aci yang terkenal di Kabupaten Tegal adalah Tahu Aci Mba Yati Khas Tegal. Terletak di tikungan patung GBN Lebaksiu, lokasi ini merupakan lokasi yang sangat strategis karena berada di tepi jalan dengan halaman yang cukup luas. Selain itu, lokasi ini juga berada di dekat objek wisata Bukit Sitanjung sehingga warung yang telah berdiri sejak tahun 1990-an ini tidak pernah kekurangan pengunjung.
"Tahu aci ini digoreng menggunakan minyak yang cukup banyak dalam wajan besar dan dengan api yang besar juga." jelas Novi, sang penerus bisnis keluarganya itu. Ia juga menjelaskan bahwa tahu aci ini akan lebih nikmat dan lezat jika disantap saat dalam keadaan hangat dan renyah dengan cabai rawit hijau (cengis) yang pedas.
Makanan khas ini tidak mengandung bahan pengawet makanan, oleh karena itu masa simpan makanan inipun terbatas. Untuk tahu aci yang belum digoreng dapat bertahan selama dua hari di suhu ruangan sedangkan untuk tahu yang sudah digoreng hanya tahan selama satu hari. Meski demikian para wisatawan tak perlu khawatir tidak bisa membawanya pulang ke tempat asal karena makanan ini selain dapat dinikmati langsung disaat hangat juga bisa menjadi buah tangan yang pas saat kembali ke rumah. Pengunjung bisa memesan tahu aci dalam keadaan belum matang maupun setengah matang.
Nopi menjelaskan bahwa hal tersebut dapat disesuaikan dengan jaraknya kota yang akan dikunjungi oleh pembeli. Pesanan tersebut akan langsung disiapkan sebaik mungkin dengan kemasan yang beranekaragam, yang disesuaikan dengan kebutuhan si pemesan.
Cara menyajikannya pun cukup mudah, kita hanya perlu untuk menambahkan adonan aci dan menggorengnya di dalam minyak panas dan dengan api yang besar.Â
Pastikan minyak yang digunakan cukup untuk merendam tahu yang masih mentah. Ingat! makanan khas ini meski lezat dan menggoda namun memiliki kandungan lemak yang cukup banyak. Jadi tetap perhatikan batasan jumlah yang harus dimakan. Apalagi yang sedang dalam program diet, boleh lah "icip-icip" sedikit untuk menghilangkan rasa penasaran dalam dirinya.
