Mohon tunggu...
Raden Kumbara Eriantono
Raden Kumbara Eriantono Mohon Tunggu... -

dapat dijumpai di http://ugilugil.blogspot.co.id dan di http://www.resepkulinerenak.com suka makan, suka masak, suka nulis dan suka tidur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mas Murni

17 April 2016   20:28 Diperbarui: 17 April 2016   20:35 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu seperti malam-malam sebelumnya, tidak ada yang istimewa, seperti biasa aku bersantai di depan romliku, tiba-tiba terdengar keributan di utara pasar yang letaknya tidak jauh dari deretan romli-romli. Aku bergegas menuju sumber keributan bersama kawan-kawan yang juga sedari tadi bersantai di romli masing-masing. Sesosok tubuh tidak bergerak tergolek bersimbah darah di samping truk pengangkut beras. Ya Tuhan, ternyata itu adalah Mas Murni. 

Kami berinisiatif untuk segera membawa Mas Murni ke Rumah Sakit terdekat, aku bopong tubuh Mas Murni yang terkulai lemas itu, sungguh aku tidak pernah sampai berpikir Mas Murni akan seperti ini, segera kami menghentikan sebuah mobil pick up yang kebetulan melintas dan setengah berteriak aku berkata kepada sopirnya untuk membawa kami ke Rumah Sakit terdekat, selama perjalanan aku terus menerus berbisik kepada Mas Murni supaya tetap kuat. 

Akh, ternyata Tuhan berkehendak lain, malam itu Mas Murni meninggal dunia. Paginya dengan cepat berita menyebar ke seantero pasar Sambi Roto, berita bahwa Mas Murni meninggal dunia. Pasar Sambi Roto mendadak menjadi lenggang. Saat matahari hampir menyentuh batok kepala, seluruh warga pasar Sambi Roto berbondong-bondong mengantarkan jenazah Mas Murni, seorang kuli pasar ke liang lahat. Tidak ada keluarga Mas Murni yang hadir, hanya kami, warga pasar Sambi Roto. 

Di atas nizannya dipahat tulisan yang baru di ukir pagi ini, Mas Murni, Pahlawan Pasar Sambi Roto. Tidak ada yang tahu asal-usulnya, tidak ada yang tahu nama lengkapnya, tidak ada yang tahu apa-apa tentangnya. Mungkin dia hanya ingin dikenal seperti emas yang murni. Menurut berita yang diceritakan kepadaku, kematian Mas Murni karena kenekatannya melawan perampok bersenjata yang hendak merampok juragan beras Tanto. 

Entah dari mana para perampok itu tahu bahwa juragan Tanto sedang membawa uang ratusan juta. Dengan gagah berani Mas Murni melindungi juragan Tanto dari para perampok dengan mengorbankan nyawanya, pada saat itu tidak ada yang berani membantu Mas Murni, andai saja aku ikut malam itu mungkin akan lain ceritanya gumam ku. Aku kehilangan kawan baikku, kami kehilangan kawan kami, pasar ini kehilangan kuli yang berdedikasi. Selamat jalan Mas Murni. 

Aku akan tetap mengenangmu, kami akan tetap mengenangmu, pasar ini akan tetap mengenangmu. Namanya Mas Murni, orang-orang pasar memanggilnya Mas Murni, ya.. hanya itu Mas Murni, nama lengkapnya tidak ada yang tahu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun