Mohon tunggu...
resawati232171028
resawati232171028 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya mahasiswa sejarah yang mempunyai hobi keliling dan mendalami sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Kepercayaan Dalam Politik Indonesia, Menjelang Pemilu 2024

4 Desember 2024   00:20 Diperbarui: 4 Desember 2024   00:39 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi politik di Indonesia saat ini sedang berada dalam fase yang sangat dinamis menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024. Pemilu yang dijadwalkan pada 24 Februari 2024 ini tidak hanya akan memilih presiden dan wakil presiden, tetapi juga anggota legislatif di tingkat pusat dan daerah. Dalam konteks ini, pertarungan politik semakin memanas dengan munculnya nama-nama kandidat yang telah dikenal luas oleh masyarakat, seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto. Ketiga tokoh ini menguasai sekitar 75% dukungan publik dalam survei terbaru, menunjukkan bahwa masyarakat mulai mengkonsolidasikan pilihan mereka.

   Menjelang pemilu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan bergerak positif, mencapai sekitar 5% pada tahun 2023. Daya konsumsi masyarakat yang meningkat sering kali menjadi pendorong utama dalam situasi ini. Stabilitas politik yang terjaga menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut. Namun, meskipun secara umum situasi politik terlihat stabil, tantangan dari konflik internal partai politik tetap ada. Misalnya, Partai Golkar mengalami perpecahan internal yang signifikan, mencerminkan bahwa meskipun ada stabilitas di permukaan, dinamika internal dapat mempengaruhi arah kebijakan ke depan.

   Rivalitas antara tokoh-tokoh politik seperti Jokowi dan Prabowo juga masih terasa hingga saat ini. Masyarakat terbelah antara dua kubu pendukung yang saling menyerang di media sosial. Dalam konteks ini, fenomena populisme pragmatis muncul sebagai strategi politik yang digunakan oleh para kandidat untuk menarik dukungan. Jokowi cenderung mengkritik pemerintahan sebelumnya, sementara Prabowo menyoroti kekurangan pemerintahan Jokowi saat ini. Hal ini menciptakan polarisasi yang mendalam di masyarakat.

    Dalam pandangan saya, keberhasilan pemilu mendatang tidak hanya ditentukan oleh siapa yang terpilih sebagai presiden atau anggota legislatif, tetapi juga oleh seberapa baik para kandidat dapat merespons kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Keterlibatan aktif masyarakat dalam proses politik sangat penting untuk memastikan bahwa suara rakyat didengar dan diperhatikan. Jika elit politik dapat mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan, maka stabilitas dan kemajuan Indonesia di masa depan akan lebih terjamin. Namun, tantangan besar tetap ada. Isu-isu seperti politik uang dan penyalahgunaan kekuasaan masih menjadi masalah serius yang harus dihadapi. Survei menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang menganggap praktik politik uang sebagai hal yang wajar. Ini menunjukkan adanya penurunan kepercayaan terhadap integritas proses pemilu dan partai politik. Secara keseluruhan, menjelang pemilu 2024, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga demokrasi yang sehat dan responsif. Masyarakat harus tetap kritis dan aktif dalam mengawasi proses pemilu untuk memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar mencerminkan kehendak rakyat. Dengan demikian, harapan untuk masa depan politik Indonesia yang lebih baik masih bisa tercapai jika semua pihak berkomitmen untuk menjaga prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun