Mohon tunggu...
Resa Roosmana
Resa Roosmana Mohon Tunggu... Freelancer - Perempuan biasa yang senang menulis

Semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Decluttering: 3 Tips Mudah Menyortir Barang bagi Pemula

21 Agustus 2024   16:25 Diperbarui: 21 Agustus 2024   16:28 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Decluttering adalah proses menyortir dan menyingkirkan barang-barang yang tak terpakai atau dibutuhkan dari rumah. Tujuan decluttering adalah untuk merapikan dan memperluas ruangan, juga untuk mmeprioritaskan barang atau perabot mana yang benar-benar kita butuhkan. Rutin melakukan declutter membuat rumah kita terasa lega dan bersih.

Decluttering adalah hal yang tidak asing lagi bagi kita di saat ini. Pola hidup minimalis membuat kita  akrab dengan istilah decluttering atau menyortir barang-barang yang sudah tak terpakai atau barang yang sudah beralih fungsi. Beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk decluttering adalah;

  • Memilah Barang Sesuai dengan Fungsinya

freepik.com
freepik.com
Contohnya pakaian, baju, celana, dan atau sejenisnya. Barang ini adalah barang yang paling sering disortir oleh kebanyakan orang, terutama bagi mereka yang menerapkan hidup minimalis. Sekarang sudah lumrah jika seseorang memiliki beberapa potong kemeja atau beberapa pasang stel baju saja. Memang terkesan itu-itu saja bajunya, bukankah memang begitu inti dari hidup minimalis?

Bagi kalian yang awam atau pemula dalam hal decluttering, kalian bisa memilah-milah dulu pakaian kalian sesuai dengan fungsinya. Hal pertama yang perlu kalian lakukan adalah mengeluarkan semua pakaian kalian dari almari. Kelompokkan mana pakaian yang sering dikenakan dan pakaian yang sudah jarang atau tidak pernah digunakan. Setelah itu kalian bisa sedikit mudah untuk memilih pakaian mana yang akan di "singkirkan" dan pakaian mana yang masih harus dipertahankan.

Pilihlah jenis pakaian timeless, atau pakaian yang bisa digunakan sepanjang waktu. Hindari fast fashion agar kalian tidak terlalu sering membeli atau mengganti baju. Mulailah untuk beralih dari kuantiti ke kualitas barang yang baik. Jangan berfokus pada kuantiti barang yang banyak namun memiliki kuaitas yang tidak cukup baik. 

Akan lebih baik jika kalian memiliki satu, atau dua buah barang yang berkualitas baik agar bisa tetap digunakan dalam waktu lama. Selayaknya, sebuah pakaian bisa kita kenakan dalam kurun waktu 3-4 tahun bahkan lebih, tergantung kualitas dan cara perawatannya.

  • Lakukan Sistem One In One Out

Freepik
Freepik
Biasakan untuk membeli barang sesuai kebutuhan kita, bukan sesuai keinginan kita. Apalagi jika kita termasuk orang yang impulsive buying, belajarlah untuk menghindari membeli barang saat diskon. Jangan terlalu sering membuka platform belanja digital atau e-commerce dan yang setipe itu. Bukalah e-commerce saat kalian memang butuh untuk membeli sesuatu.

Belajarlah untuk membeli satu barang dan pakailah sampai barang itu rusak. Mungkin kalian bisa menerapkan istilah one in one out. One in one out bisa jadi salah satu cara efektif agar kita terbiasa dengan satu atau dua buah barang, alias tidak terlalu banyak menumpuk barang dengan fungsi yang kurang lebih sama. One in, bisa diartikan ketika kita ingin membeli satu jenis barang maka, harus ada syarat yang dipenuhi, yaitu one out, yang artinya harus ada jenis barang yang sama yang harus dikeluarkan sebelum barang yang baru itu masuk.

Sistem ini dapat membantu kita untuk mengontrol jumlah barang yang kita miliki. Menerapkan one in one out tidak akan menambah pakaian atau barang-barang yang ada di almari kita. Catatan, kita harus benar-benar disiplin dalam memlakukan sistem ini. No cheating dengan alasan mempertahankan satu barang karena "masih suka" atau "masih layak pakai", jika  memang masih suka dan masih layak pakai berarti kita tidak perlu untuk membeli barang baru lagi.

  • Hindari Impulsive Buying

freepik.com
freepik.com
Merapikan atau decluttering barang memang susah-susah gampang. Apalagi untuk kita yang memiliki kebiasaan impulsive buying. Impulsive buying sendiri adalah kebiasaan membeli barang secara spontan, tanpa sebuah rencana dan secara tiba-tiba tanpa pemikiran yang matang. Ini merupakan kebiasaan yang tidak cukup baik jika kalian menerapkan prinsip hidup minimalis.

Belanjalah jika memang perlu dan butuh. Jangan memaksakan diri untuk membeli sesuatu hanya karena iming-iming diskon atau promo. Hal itu akan berimbas pada menumpuknya barang yang mungkin tidak akan kita pakai. Batasi frekuensi belanja hanya pada barang-barang yang kita perlukan saja. Belajarlah untuk mengontrol pikiran kita agar tidak mudah untuk berbelanja. Jangan luapkan kesedihan, sakit hati, dan kekecewaan dengan berbelanja secara impulsive. Alihkan energi negatif kita dengan menulis, olahraga, atau memperbanyak ibadah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun