Pertama, mereka merasa bisa menyelesaikan pekerjaannya sendiri, dengan baik, dan tepat waktu. Tipe karyawan tersebut biasanya adalah orang yang disiplin dalam mengatur waktu kerja. Jarang sekali terlambat untuk sekedar absen atau mengikuti briefing pagi.Â
Mereka tipe karyawan yang akan tetap bekerja sesuai porsinya tanpa harus diawasi Bos. Bagi mereka, kinerja adalah nomor satu. Jadi mereka akan tetap bekerja dengan baik dan tidak terlalu pusing saat bos stay dikantor atau pergi seharian.
Kedua, mereka menerapkan sistem work life balance dimana mereka menganggap penting untuk memiliki kehidupan pribadi selain di kantor.Â
Mereka bukan tipe karyawan yang suka berlama-lama dikantor dan mencari-cari pekerjaan untuk diselesaikan menjelang waktu pulang.Â
Mereka membagi waktunya dengan adil antara kantor dan rumah. Karyawan yang melakukan quiet quitting bukanlah tipe karyawan yang suka mencari-cari tambahan jam lembur untuk menutup biaya pengeluaran per bulan.Â
Mereka merasa bahwa gaji yang mereka terima setiap bulan sudah sangat cukup, bahkan lebih untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk sekedar memenuhi hasrat healing yang terkadang diluar nalar.
Ketiga, mereka biasanya tidak bisa berbasa-basi di hadapan rekan kerja yang tidak disukai. Mereka tidak terlalu respect dengan atasan atau rekan kerja yang penuh intrik dan drama.Â
Lingkungan kerja seperti itu sungguh menguras energi dan memberikan dampak negatif untuk kehidupan sehari-hari. Banyak sekali intrik dan drama yang bermunculan antara karyawan satu dengan karyawan lainnya.Â
Biasanya mereka memberi batasan dalam berinteraksi dengan rekan kerja. Mereka hanya akan bertegur sapa seperlunya saja dan menghindari banyak mengobrol di kantor.