Mohon tunggu...
Resa Roosmana
Resa Roosmana Mohon Tunggu... Freelancer - Perempuan biasa yang senang menulis

Semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

6 Alasan Internal Karyawan Memilih Quiet Quitting

23 Desember 2022   14:13 Diperbarui: 30 Desember 2022   23:55 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyebab quiet quitting (Sumber: Chaay_Tee via kompas.com) 

Pertama, mereka merasa bisa menyelesaikan pekerjaannya sendiri, dengan baik, dan tepat waktu. Tipe karyawan tersebut biasanya adalah orang yang disiplin dalam mengatur waktu kerja. Jarang sekali terlambat untuk sekedar absen atau mengikuti briefing pagi. 

Mereka tipe karyawan yang akan tetap bekerja sesuai porsinya tanpa harus diawasi Bos. Bagi mereka, kinerja adalah nomor satu. Jadi mereka akan tetap bekerja dengan baik dan tidak terlalu pusing saat bos stay dikantor atau pergi seharian.

ilustrasi karyawan yang asyik mengobrol (pexels.com)
ilustrasi karyawan yang asyik mengobrol (pexels.com)

Kedua, mereka menerapkan sistem work life balance dimana mereka menganggap penting untuk memiliki kehidupan pribadi selain di kantor. 

Mereka bukan tipe karyawan yang suka berlama-lama dikantor dan mencari-cari pekerjaan untuk diselesaikan menjelang waktu pulang. 

Mereka membagi waktunya dengan adil antara kantor dan rumah. Karyawan yang melakukan quiet quitting bukanlah tipe karyawan yang suka mencari-cari tambahan jam lembur untuk menutup biaya pengeluaran per bulan. 

Mereka merasa bahwa gaji yang mereka terima setiap bulan sudah sangat cukup, bahkan lebih untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk sekedar memenuhi hasrat healing yang terkadang diluar nalar.

ilustrasi pelaku quiet quitting di kantor (pexels.com)
ilustrasi pelaku quiet quitting di kantor (pexels.com)

Ketiga, mereka biasanya tidak bisa berbasa-basi di hadapan rekan kerja yang tidak disukai. Mereka tidak terlalu respect dengan atasan atau rekan kerja yang penuh intrik dan drama. 

Lingkungan kerja seperti itu sungguh menguras energi dan memberikan dampak negatif untuk kehidupan sehari-hari. Banyak sekali intrik dan drama yang bermunculan antara karyawan satu dengan karyawan lainnya. 

Biasanya mereka memberi batasan dalam berinteraksi dengan rekan kerja. Mereka hanya akan bertegur sapa seperlunya saja dan menghindari banyak mengobrol di kantor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun