Mohon tunggu...
Resa Roosmana
Resa Roosmana Mohon Tunggu... Freelancer - Perempuan biasa yang senang menulis

Semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

5 Langkah Mudah Mengatasi Anak Tantrum

2 Desember 2022   15:24 Diperbarui: 5 Desember 2022   02:17 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilutrasi Ibu yang memeluk anaknya. Sumber: pexels.com

Tantrum adalah ledakan emosi yang terjadi pada anak yang memiliki masalah emosional. Umumnya hal ini terjadi ketika anak merasa lapar, lelah, atau tidak nyaman tetapi si kecil tidak bisa menjelaskannya sehingga frustasi dan menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan. Biasanya diekspresikan dengan cara berteriak-teriak, menangis dengan suara nyaring, bahkan melempar barang, atau berguling-guling dilantai.

Lalu, apa yang harus bunda lakukan saat si kecil mulai tantrum? Berikut 5 langkah mudah mengatasi si kecil yang sedang tantrum;

  • Beri si kecil waktu

Ilustrasi anak yang sedang marah. Sumber: pexels.com
Ilustrasi anak yang sedang marah. Sumber: pexels.com

Yup, berilah si kecil jeda waktu untuk meluapkan emosinya. Beri dia waktu 3-5 menit untuk menenangkan diri. Yang bunda perlu lakukan hanyalah bersabar mendengar teriakan si kecil yang mungkin semakin lama akan semakin melengking.

Tak apa bunda, tetap sabar, ya. Hal ini sangat bermanfaat untuk si kecil. Dengan memberikan si kecil jeda waktu, si kecil akan belajar mengenali emosi pada dirinya. Tantrum adalah bentuk emosi yang mulai si kecil rasakan pada usia 1-5 tahun.

Saat dewasa, kita memahami emosi yang kita rasakan saat sedang marah atau jengkel. Nah, sama hal nya dengan si kecil saat ini. Mungkin dia juga sedang merasakan kesal, jengkel, atau sedih namun dia belum memahami perasaan apa dan bagiamana cara mengatasi perasaan ini.

  • Memvalidasi perasaan si kecil

Ilustrasi Ibu yang mendengarkan keluhan si kecil. Sumber: pexels.com
Ilustrasi Ibu yang mendengarkan keluhan si kecil. Sumber: pexels.com

Setelah si kecil cukp tenang, bunda bisa mulai mendekati si kecil dan mengajaknya bicara. Ciri-ciri si kecil sudah mulai tenang biasanya terdengar jelas dari suara tangisnya yang mulai pelan. Jika si kecil berguling-guling di lantai saat tantrum, makan dia akan berhenti saat sudah tenang walaupun posisinya  masih tetap tidur dilantai dengan rambut dan baju yang acak-acakan.

Coba perlahan dekati si kecil dan berilah pertanyaan sederhana. Bunda bisa coba menanyakan dengan pertanyaan “Adik jengkel, ya, karena masih ingin main tapi Bunda minta adik tidur siang?” atau “kaka sebel, ya, karena gambarnya dirusak Adik? Padahal Kaka sudah susah payah menggambar ini untuk Bunda, kan?”

Validasi perasaan si kecil dengan cara meberikan pertanyaan yang sederhana dan jelas serta tidak ambigu. Saat si kecil berani mengatakan yang dia rasakan, berilah dia apresiasi. Hal tersebut bertujuan untuk memberitahu si kecil bahwa kita sebagai orang tua memahami perasaan marahnya dan menerimanya. Saat dia mengakui kalua dia sedang marah dan sedih, kita mengiyakan dan mevalidasi bahwa perasaan itu memang benar ada dan semua orang bisa merasakannya.

  • Hentikan semua aktivitas dan fokus pada si kecil

Ilustrasi si kecil yang tantrum. Sumber:pexels.com
Ilustrasi si kecil yang tantrum. Sumber:pexels.com

Saat si kecil mulai tantrum, sebaiknya bunda menghentikan semua aktivitas yang sedang dilakukan. Dampingi si kecil tanpa mengintrupsinya.  Perhatikan si kecil agar tetap aman saat tantrum. Saat dia mulai berguling-guling, pastikan tidak ada benda yang mudah jatuh disekitarnya. Pastikan juga si kecil tidak memainkan benda-benda yang berbahaya.

Bunda hanya perlu mengawasi si kecil dari kejauhan. Tidak perlu bersuara atau malah ikut berteriak dan melarang si kecil mengangis. Percayalah, Bun, kalimat “Stop! Jangan nangis lagi!” justru membuat si kecil semakin kencang menangis dan meraung-raung. Biarkan saja hal itu terjadi. Lihat dan nikmatilah, tenang Bun, hal ini tidak akan berlangsung lama. Maksimal hingga 5 tahun, setelah itu si kecil sudah mulai bisa mengontrol emosinya sendiri.   

  • Peluk dan cium

Ilutrasi Ibu yang memeluk anaknya. Sumber: pexels.com
Ilutrasi Ibu yang memeluk anaknya. Sumber: pexels.com
Peluk dan cium si kecil saat dia mulai tenang. Hal ini seperti obat yang mujarab, sebuah pelukan hangat dari bunda untuk si kecil mampu meluluhkan semua emosinya dalam sekejap. Tak jarang karena terlalu nyaman dalam pelukan, si kecil mulai mengantuk dan tertidur pulas. Bunda bisa memberikan kecupan manis di kening si kecil. Bagaimana, Bun, rasanya? Luar biasa, kan?

Sambil memeluk dan mengecup si kecil, bunda juga bisa menceritakan hal sederhana. Beritahu dia bahwa bunda juga pernah merasakan perasaan yang sama dengan si kecil. Beri dia pengertian bahwa perasaan seperti itu adalah normal. Dan beri tahu si kecil bagaimana cara megatasi perasaan tersebut. Minta si kecil untuk menyampaikan apa yang dia rasakan pada bunda secara langsung. Tujuannya agar bunda mampu menenangkan si kecil.

Bunda bisa mengajaknya bicara dengan kaliamat sederhana seperti, “besok kalau Adik mulai sesak lagi dadanya, ingin berteriak, Adik bisa langsung kasih tau bunda, ya”. Atau bunda bisa mengibaratkan emosi itu sebuah gambar awan mendung agar si kecil mudah memahaminya. Bunda bisa berkata, “kalau awan mendung Adik mulai besar dan hitam, Adik beritahu Bunda, ya. Bunda bakal bantuin Adik buat ngilangin awan hitamnya, nanti kita ganti dengan awan putih yang lucu seperti permen kapas.”

  • Ajak si kecil bermain di luar rumah

Ilustrasi anak bermain di luar. Sumber: pexels.com
Ilustrasi anak bermain di luar. Sumber: pexels.com

Ini hal yang paling ampuh, Bun. Setelah kalian menghadapi suasana yang tidak menyenangkan, bunda bisa mengajak si kecil untuk bermain di luar rumah. Biarkan saja rumah yang berantakan, Bun. Tinggalkan saja mainan si kecil yang berserakan, pakaian yang belum sempat disetrika, dan piring kotor yang belum sempat dicuci.

Keluarlah sejenak Bersama si kecil. Tak perlu jauh-jauh. Ajak si kecil berjalan-jalan di komplek sekitar rumah. Ajak dia memetik bunga atau mengejar kucing yang biasa duduk dijalan. Sebisa mungkin buatlah si kecil tertawa dan berlari. Hal tersebut bermanfaat untuk mengeluarkan sisa energi negatif yang ada pada si kecil saat tantrum.

Suasana luar bisa membuat kalian tenang dan relaks. Tidak hanya si kecil, bunda juga harus tetap waras agar mampu mendampingi si kecil di masa-masa emasnya. Ingat, Bun, masa-masa ini tidak bisa diulang Kembali. Jadi, jangan sampai kita menjadi orang tua yang menyesal karena tidak menjalankan peran terbaik kita sebagai orangtua.

Itu dia 5 langkah yang bisa bunda lakukan saat si kecil tantrum. Yang terpenting kita sebagai orang tua harus tetap tenang dan tidak boleh ikut terpancing emosi saat menghadapi si kecil yang tantrum. Bunda juga perlu menenangkan diri, ambil jeda sejenak setelah anak mulai tenang. Tidak apa-apa bun, kita juga manusia biasa yang bisa terpancing emosinya.

Saat si kecil sudah terlelap, bunda bisa menenangkan diri dengan melakukan hal-hal yang bunda senangi. Menikmati segelas teh hangat sambil bermalas-malasan di sofa, atau menyaksikan film dan drama kesayangan yang sempat tertunda.

Semoga tips sederhana ini bisa membantu bunda semua agar tetap tenang dan waras saat menghadapi si kecil yang tantrum. Tetap semangat, ya, Bun!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun