Mohon tunggu...
Resan Angga
Resan Angga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Puisi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Negatif Perceraian Terhadap Kondisi Anak

23 Juni 2024   10:45 Diperbarui: 23 Juni 2024   10:55 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perceraian merupakan hal yang sangat dihindari oleh pasangan manapun. Tetapi kondisi pernikahan yang tidak harmonis memicu perceraian terjadi. Perbedaan pendapat, kurangnya perhatian, kekerasan dalam rumah tangga, serta kurangnya nafkah lahir dan batin menjadi salah satu penyebab terjadinya perpecahan antar pasangan. Hal itu terjadi akibat kurangnya ilmu pernikahan dan kurangnya rasa kedewasaan. Oleh karena itu kita sebagai anak muda yang belum menikah harus mempertimbangkan dengan matang tentang pernikahan.
Dengan dibaluri ilmu pernikahan yang tebal akan memperkecil terjadinya perceraian. Jangan sampai kita melangkah dengan keteledoran dan membuat masa depan kita hancur berantakan. Selain memikirkan masa depan kita, kita juga harus memikirkan masa depan buah hati kita. Jangan sampai perceraian membuat hancurnya masa depan anak kita. Berikut beberapa kondisi anak efek dari perceraian orang tuanya :
1. Kesepian
Ini adalah salah satu hal yang pasti dialami oleh anak. Karena dengan perceraian orangtuanya, anak akan tinggal tanpa salah satunya bahkan keduanya. Jika anak tinggal bersama ayah, anak akan kehilangan sosok seorang ibu kandung, begitupun sebaliknya. Bahkan kebanyakan yang terjadi di Indonesia, anak ditinggal bekerja dan dirawat oleh nenek kakeknya. Hal itu pastinya akan membuat anak merasa kesepian dan kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya.
2. Muncul rasa bersalah
Perceraian orang tua akan memicu munculnya rasa bersalah dalam diri anak. Anak akan merasa bahwa perceraian itu terjadi akibat dirinya. Dan rasa itu akan membuat anak menjadi kurang rasa percaya diri dalam lingkungannya dan merasa dirinya tidak berguna. Apalagi jika anak itu masih dibawah umur, kondisi mental anak akan hancur lebur.
3. Akademik menurun
Kurangnya pengontrolan dan perhatian dari orang tua akan membuat kemampuan akademik anak menurun drastis.
4. Berperilaku buruk
Akibat dari perceraian orang tua bisa membuat anak tidak memiliki arah tujuan hidup. Hal itu memicu anak melakukan hal yang diluar batas wajar. 

Hal itu seperti kenakalan anak dibawah umur yang susah dinasehati oleh orangtuanya dan kenakalan anak remaja yang memicu pada kejahatan. Kecenderungan itu lagi dan lagi diakibatkan oleh kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya.
5. Rendahnya kualitas hidup anak
Anak-anak yang orangtuanya bercerai biasanya mengalami kemunduran kualitas hidup. Itu diakibatkan karena kurangnya komunikasi orangtua terhadap pengurusan anak dari segi kesehatan jasmani maupun rohani.
6. Tidak mau menikah
Perceraian orangtua membuat mental anak menjadi takut untuk menikah. Hal itu terjadi karena ketakutan dalam dirinya yang tidak ingin mengalami hal yang serupa seperti orangtuanya. Ketakutan memiliki keturunan juga kerap terjadi terhadap anak korban perceraian, karena takut hal yang terjadi pada dirinya terjadi juga kepada anaknya.
Perceraian memanglah sulit dan tidak diinginkan oleh pasangan manapun. Oleh karena itu, sebagai calon istri dan suami yang baik kita harus mempersiapkan ilmu dan mental kita dalam menjalani kehidupan pernikahan. 

Apalagi setelah menikah pastinya ingin mempunyai anak yang berkembang dengan sehat. Kita diwajibkan memiliki ilmu dalam mengurus anak yang baik dan benar. Jangan sampai kesalahan kita berdampak buruk terhadap kondisi anak yang tidak salah apa-apa. Tetaplah berfikir positif dan lakukan yang terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun