Mohon tunggu...
Resa PuspaCahya
Resa PuspaCahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan 2021

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menilik Eksistensi Sunda Wiwitan sebagai Kepercayaan Masyarakat Kampung Adat Cireundeu

30 Juni 2022   14:29 Diperbarui: 30 Juni 2022   14:59 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Pintu Masuk Kampung Adat CireundeuSumber: Dokumen Pribadi

Kota Cimahi merupakan sebuah kota kecil yang terletak di Provinsi Jawa Barat dan sangat berdekatan dengan Kota Bandung. Tentunya kota ini memiliki beragam kebudayaan yang masih dilestarikan, salah satunya kebudayaan yang terdapat di Kampung Adat Cireundeu. Jika ditilik secara administratif, Kampung Adat Cireundeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, tepatnya di Kecamatan Cimahi Selatan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa letaknya yang strategis dan dekat dengan pusat kota membuat Kampung Adat Cireundeu menjadi destinasi favorit bagi semua kalangan masyarakat, khususnya sebagai kebutuhan akademis. Namun jika dilihat lebih dalam, terdapat suatu keunikan yang terdapat di Kampung Adat Cireundeu yaitu kentalnya kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat setempat.

Menurut masyarakat Adat Cireundeu, agama berasal dari tiga kata, diantaranya a yaitu aturan, ga yaitu gawean (kerjaan), dan ma yaitu manusia. Jika digabungkan, agama merupakan aturan yang harus dikerjakan oleh manusia. Agama yang kental, dianut, dan telah diwariskan secara turun-temurun tersebut bernama Sunda Wiwitan.

Pangeran Madrais atau nama lengkapnya Sadewa Alibasa Koesoema Widajayaningrat yang berasal dari Cirebon merupakan tokoh yang memperkenalkan kepercayaan ini dan mulai dikenal oleh masyarakat Adat Cireundeu pada tahun 1918. 

Masyarakat Adat Cireundeu sangat memegang teguh kepercayaan tersebut dengan mengacu terhadap prinsip "Ngindung Ka Waktu, Mibapa Ka Jaman". Hal ini berarti masyarakat memiliki metode, sifat dan karakteristik dalam kepercayaannya dan tidak melawan perubahan waktu.

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Sunda Wiwitan merupakan keyakinan yang secara konsisten dipegang teguh oleh penduduk asli Kampung Adat Cireundeu ini. Sunda Wiwitan secara familiar dikenal sebagai Agama Djawa Sunda atau ADS. Wiwitan yang berarti asal merupakan latar belakang dari penamaan Sunda Wiwitan yang menggambarkan jati diri masyarakat Sunda asli.

Kepercayaan Sunda Wiwitan merupakan agama yang diyakini memiliki keterkaitan dengan rutinitas leluhur yang dekat dengan alam dan mengedepankan etika (sopan santun). 

Masyarakat Adat Cireundeu berpendapat bahwa agama merupakan suatu tuntunan hidup yang berkaitan dengan pemaknaan budaya. Hal ini mengindikasikan bahwa seseorang yang menganut praktik keagamaan maka juga beriringan dengan menjalankan budaya yang melekat.

Masyarakat Adat Cireundeu yakin bahwa agama merupakan kebutuhan pribadi, dan semua keyakinan mengajarkan kebaikan. Hal yang ditekankan dalam menjalankan keyakinan adalah moral dari penganutnya. “Kampung Cireundeu condong memiliki kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 

Hal ini bukan sekadar percaya, namun diaktualisasikan dengan berdasarkan terhadap motto silih asah, silih asih, dan silih asuh” Ujar Abah Widi, Wakil Sesepuh Kampung Adat Cireundeu. Di masyarakat Sunda sendiri silih asah berarti berbagi ilmu, silih asih berarti saling menyayangi antar sesama, dan silih asuh berarti saling menjaga dan mengayomi.

Konsep adat di Kampung Adat Cireundeu dibagi menjadi tiga, diantaranya makhluk cicing, makhluk nyaring, dan makhluk eling. Makhluk cicing artinya tumbuhan (dekat dengan alam), makhluk nyaring artinya menjaga perkataan dan etika, serta makhluk eling artinya sadar akan perilaku yang dilakukan.

Abah Widi selaku Wakil Sesepuh Kampung Adat Cireundeu berharap bahwa masyarakat Kampung Adat Cireundeu tetap melestarikan kepercayaan tersebut. Namun faktanya, banyak masyarakat yang telah beragama Islam. 

Terakhir, Abah Widi berpesan bahwa Kampung Adat Cireundeu dapat dijadikan suatu kekayaan bangsa dan hal yang lumrah jika dijadikan sebagai wisata budaya dikarenakan suasananya yang sejuk. Namun harus diperhatikan kembali tata krama ketika berkunjung ke suatu tempat, khususnya Kampung Adat Cireundeu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun