Hal ini bukan sekadar percaya, namun diaktualisasikan dengan berdasarkan terhadap motto silih asah, silih asih, dan silih asuh” Ujar Abah Widi, Wakil Sesepuh Kampung Adat Cireundeu. Di masyarakat Sunda sendiri silih asah berarti berbagi ilmu, silih asih berarti saling menyayangi antar sesama, dan silih asuh berarti saling menjaga dan mengayomi.
Konsep adat di Kampung Adat Cireundeu dibagi menjadi tiga, diantaranya makhluk cicing, makhluk nyaring, dan makhluk eling. Makhluk cicing artinya tumbuhan (dekat dengan alam), makhluk nyaring artinya menjaga perkataan dan etika, serta makhluk eling artinya sadar akan perilaku yang dilakukan.
Abah Widi selaku Wakil Sesepuh Kampung Adat Cireundeu berharap bahwa masyarakat Kampung Adat Cireundeu tetap melestarikan kepercayaan tersebut. Namun faktanya, banyak masyarakat yang telah beragama Islam.
Terakhir, Abah Widi berpesan bahwa Kampung Adat Cireundeu dapat dijadikan suatu kekayaan bangsa dan hal yang lumrah jika dijadikan sebagai wisata budaya dikarenakan suasananya yang sejuk. Namun harus diperhatikan kembali tata krama ketika berkunjung ke suatu tempat, khususnya Kampung Adat Cireundeu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI