Mohon tunggu...
Rery Febriani Putri Agnesha
Rery Febriani Putri Agnesha Mohon Tunggu... Pramusaji - Leader of service

Saya adalah mahasiswi Universitas Pamulang dengan program studi akuntansi S1. Sedang berkerja di PT. Yay Enak Semua (YAY Group) sebagai Leader of service

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjalani Hidup dengan Terdiagnosa Sindrom Tourette Sangatlah Melelahkan | Mari Kenali Apa Itu "Tourette Syndrome"

19 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 20 Juni 2024   00:01 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sindrom Tourette dengan gejala ringan pada umumnya tidak memerlukan pengobatan. Penanganan diberikan jika gejala  yang muncul tergolong parah, mengganggu aktivitas,  atau bahkan membahayakan si penderita. Beberapa metode penanganan tersebut adalah :

  • Psikoterapi

Terapi perilaku kognitif  bertujuan untuk melatih kesadaran pasien sindrom Tourette agar dapat mengontrol tic. Terapi ini juga dapat mengatasi kondisi lain yang terkait dengan sindrom Tourette, seperti ADHD dan obsessive compulsive disorder (OCD).

Dalam sesi psikoterapi, terapis juga dapat menggunakan metode bantuan seperti hipnoterapi, meditasi, serta teknik pernapasan atau relaksasi.

  • Obat-obatan

Obat-obatan digunakan untuk meredakan gejala tic. Beberapa jenis obat yang dapat diresepkan oleh dokter adalah:

  • Obat antipsikotik, seperti risperidone, fluphenazine, dan haloperidol
  • Antidepresan, seperti fluoxetine
  • Suntik botulinum toxin (botox)
  • Obat antikonvulsan, seperti topiramate
  • Deep brain stimulation (DBS)

Deep brain stimulation adalah penanaman implan ke dalam otak untuk merangsang saraf di otak dengan aliran listrik. DBS hanya disarankan bagi penderita sindrom Tourette dengan gejala yang parah dan tidak bisa ditangani menggunakan terapi lain.

Pada kasus yang jarang terjadi, anak dengan sindrom Tourette yang menjalani terapi DBS dapat mengalami gangguan bicara, mati rasa, dan perdarahan. Oleh sebab itu, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai manfaat dan risiko yang dapat terjadi akibat terapi DBS.

NOTE : bagi penderita sindrom tourette pada saat mengalami tics jangan dilihat terus yang membuat si penderita tidak nyaman dan semakin memperparah, seperti yang dilansir pada postingan akun tiktok @belva.faristha sebagai penderita sindrom tourrete di Indonesia (21/08/2022) mengatakan "agak ga nyaman post video ini tp biar makin banyak orang tau. hai gue belva. Video ini bukan rekayasa maupun pura-pura. Tujuan gue adalah ngasih #awareness tentang #tourettes syndrome yang baru-baru ini gue alami. Gerakan dan suara-suara itu refleks dan ada secara ga sadar tanpa diniatkan. Gue tau hal ini aneh dan asing tp tolong ketika kalian ketemu yang kayk gini jangan diliatin karena itu bikin ga nyaman dan memperparah tics (gerakan-gerakan tersebut). Tourette ga menular jadi kalian ga perlu jauhin orangnya, berperilaku aja biasa seakan-akan ga ada apa-apa. Makasi."

Referensi : 

Mayoclinic.org - diseases conditions tourette syndrome 


Rery Febriani Putri Agnesha

Irenne Putren S.Pd., M.Pd 

Bahasa indonesia

Fakultas Ekonomi & Bisnis / Akuntansi S1

Universitas Pamulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun