Hakikatnya setiap makhluk hidup membutuhkan air untuk keberlangsungan hidup dari manusia, hewan, hingga tumbuh-tumbuhan semua makhluk hidup membutuhkan air dan air adalah sebagai sumber kehidupan tanpa air tidaklah akan ada kehidupan di bumi ini. Terkadang masih banyak orang yang kurang memperhatikan atau peduli terhadap air terutama dalam penggunaan air bersih dalam kehidupan sehari-hari yang tergolong boros dan tidak dikelola dengan baik dan semestinya.Â
Pada umumnya manusia membutuhakan air setiap harinya untuk minum kisaran 1,5 liter sampai 2 liter perhari, dan itu hanya untuk kebutuhan air minum dan satu orang belum untuk keperluan memasak, mandi, cuci dll.. yang tidak bisa di kalkulasi dengan perhitungan yang valid karena setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda.
Kekhawatiran muncul ketika suatu saat di musim kemarau datang dan dalam waktu yang cukup lama akan terjadi kekeringan dan tidak ada lagi pasokan air bersih ketika sumber air itu mulai menipis karena di pakai secara terus menerus dalam kehidupan sehari-hari untuk keberlangsungan semua makhluk hidup.
Llalu apa yang akan dilakukan oleh kita sebagai makhluk hidup yang sangat membutuhkan air? Ya, pada dasarnya setiap manusia mempunyai cara bertahan hidup dan mempunyai pemikiran dan ide-ide salah satunya dengan cara menghemat air dari segi pemakaian dan berbagai cara dalam menampung air, termasuk mengelola air hujan (banyu langit).
Air hujan yang terkadang kita anggap tidak bermanfaat dan hanya mendatangkan nyamuk dan berbagai macam penyakit atau bahkan bencana banjir saat musim hujan yang begitu deras dan curah hujan tinggi sebetulnya dapat kita manfaatkan sebagai pasokan air di saat musim kemarau melanda banyak berbagai cara untuk memanfaatkan air hujan tersebut bisa untuk mencuci dan kegiatan yang berhubungan dengan air lainnya. Beberapa cara dalam mengelola air hujan dan memanfaatkannya di saat musim kemarau tiba,
Berikut 3 cara sederhana yang mungkin dapat sebagai referensi dalam menampung air hujan.
1. Membuat pori-pori di sekitar area rumah kita
pori-pori atau yang biasa disebut biopori biasanya dibuat dan diletakan di pojok atau sudut-sudut rumah agar lubang biopori tersebut dapat menyerap air hujan dengan semestinya dan dapat menampung air sampai dengan musim hujan berikutnya, buatlah lubang-lubang dan diisi dengan dedaunan kering agar air terserap kelubang biopori tersebut jadi tidak menimbulkan genangan air atau banjir karena biopori tersebut akan menampung air secara alami dan menjaga sumber air tersebut.
2. Mengunakan teknik kelola air hujan secara komunal
disini kita bisa membuat saluran dengan menggunakan pipa yang disalurkan ke tempat atau wadah yang dapat menampung air (jerigen besar atau drum air) dengan penyimpanan yang baik dan menggunakan tutup yang rapat agar tidak menjadi sarang nyamuk dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan mencuci motor, mencuci piring, pakaian, atau bahkan berwudlu dll.Â
Namun terkadang ada yang masih ragu dengan air hujan padahal jika dikelola dengan baik air hujan dapat menjadi bersih dan lebih baik jangan langsung di pakai namun diendapkan terlebih dahulu dalam beberapa hari, jika untuk air minum alangkah baiknya di proses penyulingan terlebih dahulu dan di masak sampai benar-benar matang.
3. Memasang dan mengalirkan melalui Tandon air
sistem ini mengolah air menggunakan beberapa tahap yaitu dengan menggunakan tandon air yang dialirkan menggunakan pipa khusus dan disimpan di bak-bak air agar bisa di manfaatkan lebih baik gunakan filter atau proses penyaringan agar air yang keluar sampai ditahap akhir air sudah bersih dan dapat digunakan.
Beberapa cara diatas dapat sebagai wacana yang bisa dilakukan dalam pengelolaan atau pemanfaatan air hujan disaat musim hujan tiba dan mengubah kemungkinan dampak negatif menjadi dampak positif menjadi sumber air bersih dan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari dan sebagai pasokan air dikala musim kemarau tiba, manfaatkanlah air dengan baik dan gunakanlah air dengan bijak dan sebaik-baiknya. Karena air adalah aku dan aku tidak bisa hidup tanpa air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H