Hujan turun di sore hari, terlihat pria duduk didepan jendela bergulat dengan kanvas,dan kuasnya entah apa yang sedang ia lukis. Namanya Dynar Radi Nustian panggil saja ia Radi, kelahiran Bukit Tinggi,12 Agustus 1998 ia anak kelima dari lima bersaudara, sedang galau karna seorang gadis bernama Ayu. Gadis yang mampu membuat ia tak bisa tidur semalaman. Gadis yang membuat hatinya selalu berdebar di setiap harinya.Awal pertemuan yang tak disengaja saat Radi sedang memotret seorang anak kecil yang tengah bermain di Taman bungan dekat dengan perumahannya. Pada saat itu Ayu sedang duduk di bangku Taman dengan membaca Novel, rambutnya yang panjang ia biarkan terurai sebahu. Terlihat manis dengan menggunakan Dress selutut berwarna Pastel. Fokus Radi sekarang bukan pada si anak kecil,melainkan kepada Gadis bernama ayu. Ada perasaan aneh yang ia rasakan degub jantungnya  tak lagi beraturan, lalu memberanikan diri duduk disampingnya.
" Radi " Sapanya sambil mengulurkan tangan, tapi gadis ini masih fokus dengan novelnya. " Radi " ulangnya memperkenalkan diri.
" oh iya Ayu " Sapa nya kembali sambil menerima uluran tangan, lalu fokus kepada novelnya.
Radi berusaha mengontrol degub jantung merapalkan doa semoga perempuan yang ada disamping tidak akan mendengar betapa berisik jatungnya sekarang. Sesekali ia menghela nafas mencoba mencari topik apa yang harus ia mulai untuk sebuah obrolan. Selang lima belas menit kemudian gadis itu  menutup bukunya menoleh kearah Radi yang sedari tadi sibuk memperhatikan Ayu dengan Khitdmat.
" Hei " Sapanya membuyarkan lamunan Radi. " sedang apa ? kok masih disini ? " Tanya nya heran.
" oh,iya tidak apa-apa  hehe" Jawab Radi sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
" kalau begitu saya duluan " katanya sambil berlalu dari hadapan laki-laki yang masih diam tak bergeming ditempatnya.
Sore hari menjadi tempat favorit bagi Radi karna pada saat itu ia bisa bertemu dengan Ayu,mengobrol,dan mengabadikan moment bersama gadis yang sudah sebulan ia kenal.
" Mau Es kirm ? " Tanya Radi yang sedang membawa dua buah eskrim rasa coklat.
" Mauuuuu " Jawab Ayu kegirangan.
Radi memberikan Es krim rasa coklatnya kepada Ayu, mereka menikmati eskrim itu dengan nikmat-nya, Ia selalu suka melihat Ayu yang Lucu, dan menggemaskan
" Kak kalo misalkan aku tiba-tiba ngilang gimana ? " Tanya ayu
" Emang mau kemana ? kok ngilang " Kini radi yang penasaran.
" Kan aku mau ujian Nasional takut gak bisa kayak gini lagi sama kakak karna aku mau fokus " Jawab Ayu sambil tertunduk lesuh.
Radi menarik nafasnya sambil mengelus pucuk rambut gadis itu " Iya gak apa apa yang fokus ya, kamu harus dapet universitas yang sama dengan aku biar setiap hari radi bisa liat ayu  ". Mendengar perkataan Radi muka Ayu tergambar senang Menggemaskan sekali melihat tingkahnya, tapi kembali lagi ada perasaan sedih  ketika mendengar perkataan gadis yang sudah lama ia cintai ada rasa takut kehilangan.
" Radi mau kasih tahu sesuatu hal tapi setelah kamu selesai ujian, jadi semangat yaaa " Ucap radi seraya mengelus pipinya yang Chubby. Ayu hanya menganggukan kepala sambil tersenyum manis.
Kebersamaan itu mengalir setenang air, kehidupan Radi menjadi lebih bersemangat, yang biasanya ia malas datang kekampus sekarang menjadi rajin kekampus seperti sedang mendapatkan vitamin tambahan disetiap harinya. Malam hari selepas mengerjakan tugas kuliah, ia habis kan untuk berbicang dengan Ayu melalui media sosial sampai terkadang keduanya ketiduran. Radi juga jadi senang menulis sajak-sajak yang sudah lama ia tinggalkan semenjak bangku SMA, ia merasa bahwa seperti sedang di mabuk cinta pada sosok ayu yang sampai sekarang ia belum tahu bagaimana perasaan gadis tersebut terhadap dirinya akan dibalas atau tidak.Â
Rahayu Adiana Zahra, gadis berusia tujuh belas tahun dengan rambut sebahu, pipinya chubby, dan kulit sawo matangnya . Sejak gadis itu fokus persiapan masuk universitas, Radi tidak pernah mendapat lagi kabar Ayu, ada rasa kecewa, dan rindu didalam hatinya. Ketika sore hari pun gadis itu tidak pernah datang lagi ketaman, biasa mereka bertemu untuk sekedar berbagi cerita. Ia seperti kehilangan vitamin semangatnya, berminggu-minggu menunggu kabar tak pernah satu pun pesan dibalas. Ketika berkunjung kerumahnya tak pernah ia berhasil bertemu walau hanya sekedar bertatap muka.
Hujan sudah redah, sepulang kuliah ia semangat untuk datang ketempat yang sudah empat bulan tidak ia datangi. Setelah melihat Story Insta milik Ayu yang menunjukan bahwa gadis itu sedang ada di taman, Radi langsung pergi menuju taman bunga dekat rumahnya. Dengan membawa kamera DSLR ia berjalan dengan semangat, sampai ditempat ia melihat Ayu duduk berdua bersenda gurau dengan seorang pria tetapi itu bukan dirinya . Patalah hati Radi , ia pulang dengan langkah gontai seperti dunia runtuh secara perlahan.
Dikamar ia duduk sembarang dengan rambut kusut tak beraturan seperti sedang mendapatkan nilai T dari dosen mata kuliah Statistik. Di ambilnya alat tempur berupa Kanvas, dan Kuas. Ia melukis wajah Ayu dengan sangat hati-hati, sambil menggerutu dalam hati ia berkata " Terlalu pengecut kah aku untuk sekedar jujur bahwa aku mencintainya ? Terlalu lemahkah aku dengan semua keraguan dan penyesalan yang sekarang ini terjadi? ". Ia kembali mengacak acak rambutnya hanya ada satu cara Ikhlaskan, dan jangan mengulang kesalahan yang sama di kemudian hari. Cinta adalah secuil pelajaran dalam kehidupan, jangan terlalu di fikirkan apa yang belum menjadi milik kita. Karna yang sudah dimiliki pun tidak akan selamanya ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H