Mohon tunggu...
Sedyaning Dhika Restu
Sedyaning Dhika Restu Mohon Tunggu... wiraswasta -

Menjadi ibu yang mandari

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ritual Tapa Bisu Mubeng Benteng Malam Satu Suro

21 September 2017   14:18 Diperbarui: 21 September 2017   14:31 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gimana rasanya setiap ada yang bilang "Ini malam satu suro lho?" bulu kudu pasti langsung berdirikan deh. Seperti saya saat ibu bilang hari ini malam satu suro, langsung deh breng bulukukudu saya berdiri. Gak tau kenapa kayaknya malam itu terasa gimana gitu.....Ternyata benar juga menurut   mitos yang berkembang.

Satu suro atau satu muharram Tahun baru Hijriyah dalam kalender islam yang menjadi mitos bahwa malam satu suro adalah malam yang di percaya sakral, yang saya tau bahwa berbagai kegiatan yang beragam di masing masing daerah seperti di kota Yogyakarta yang tentunya tidak pernah lepas dari keberagaman tradisi yang melekat dari zaman penyebaran islam masuk ke wilayah Indonesia.

Nah kali ini saya berkesempatan lagi ke kota masa kecil saya yaitu di kota Jogyakarta, sengaja saya mengunjungi kota ini selain tujuannya menengok ibu juga karena penasaran dengan ritual malam satu suro. Ritual tersebut disebut ritual topo bisu m ubeng Benteng. Maklum lah, dari kecil tidak pernah di ajak pergi tengah malam apa lagi di malam satu suro ini, udah gedenya malah jadi penasaran kan? 

Malamnya mendekati puncak acara saya  di temani suami yang juga penasaran berangkat menuju Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menyaksikan rangkaian kegiatan Tapa Bisu Mubeng Benteng yang berarti  berjalan tanpa berbicara. Bukan cuma tanpa bicara tapi yang ikut juga berjalan tanpa alas kaki. 

Acara dimulai dengan mengelilingi benteng Kraton Yogyakarta sejauh 3km pada tengah malam pukul 00.00. Konon ritual seperti ini rupanya kegiatan tersebut sudah ada sejak zaman kepemimpinan Sri Sultan HB II. Maksud dari ritual ini adalah agar di beri perlindungan dan keselamatan kepada Allah swt.

Malam satu suro yang bertepatan dengan malam Tahun baru islam ini juga dan bermaksud supaya masyarakat yang ikut melaksanakan kegiatan tersebut berkaca pada diri sendiri  atas apa yang di lakukanya selama setahun penuh dan kedepanya agar berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi selalu mawas diri dan sedalu Eling(Ingat) kepada Allah swt. Sungguh ritual yang penuh makna ya?

Adapun yang melaksanakan Tapa Bisu Mubeng Benteng tersebut pada umumnya di lakukan oleh para abdi dalem kraton yang berpakaian adat pranakan. Di ikuti ratusan masyarakat Yogyakarta yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut termasuk saya, walaupun saya mengikuti dari belakang menggenakan kendaraan "hehehe". 

Banyak juga wisatawan Lokal dan Interlokal yang penasaran dan ingin menyaksikan kegiatan tahunan ini, mereka yang penasaran sudah bersiap di pinggiran jalan yang akan di lalui rombongan yang sering di sebut kirab.  Secara resmi sebenarnya pihak keraton tidak melaksanakan kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut hanya di lakukan oleh para abdi dalem Keprajan dan Punokawan yang mengabdi di Keraton dan di pimpin oleh Sri Sultan HB. Ritual ini dilakukan dengan berbagai tata acara sebelum kegiatan Mubeng Benteng berlangsung seperti Kidung berbahasa jawa dan pembacaan macapat.

Tidak hanya itu ternyata kegiatan tahun baru islam di kota yang terkenal akan kaya budaya nya ini, masih ada kegiatan yang di nilai sakral lainnya seperti Ngumbah Pusaka(Membersihkan Keris dan juga kereta kencana) dan Nguras Enceh (Gentong air di makan Raja Imogiri) di setiap bulan soro nya.

ini juga salah satu yang dibersihkan dalam satu suro, dokumen Sedyaning Dhika R
ini juga salah satu yang dibersihkan dalam satu suro, dokumen Sedyaning Dhika R
Kemarin saya juga lihat di TV ada acara pembersihan kereta kencana yang sekarang berada di Bandara Adi Sucipto. Jogjakarta adalah  kota yang sangat kental dengan aneka tradisi di setiap momen nya, seperti halnya malam satu suro. Apakah pembaca berminat untuk ikut dalam ritual ini?

Jogjakarta, 21-09-2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun